Sampah Anorganik Belum Dikelola dengan Maksimal

Author : Humas | Wednesday, October 05, 2011 09:55 WIB | Malang Post -

SUKUN, MALANGRAYA.info – Sebanyak 72 persen dari sekitar 153 ton sampah anorganik per hari di Kota Malang, Jawa Timur, masih belum dikelola atau diolah secara maksimal menjadi produk bernilai ekonomis.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Wasto, Rabu, mengakui, dari potensi sampah anorganik yang mencapai 153 ton per hari itu baru 18 persennya saja yang sudah dikelola di tempat pembuangan sampah (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA).

“Untuk memaksimalkan pengelolaan potensi sampah anorganik ini kami bentuk bank sampah yang dikerjasamakan dengan seluruh lapisan masyarakat, termasuk Dinas Pendidikan (Dindik) yang menaungi ratusan sekolah mulai SD-SMA,” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, hasil olahan limbah sampah anorganik, seperti plastik, kaca, logam maupun kertas itu sudah ada pengusaha yang siap menampung, yakni investor dari Osaka, Jepang.

Hasil olahan yang bakal dibeli oleh pengusaha Jepang itu, katanya, sudah berbentuk bijih plastik (palet) yang nilai ekonomisnya cukup tinggi.

Ia mengakui, 18 persen limbah sampah anorganik yang sudah dikelola tersebut sebagian besar ditangani oleh para pemulung di TPA Supit Urang, sedangkan sisanya masih diolah bersama dengan sampah organik.

Menyinggung kerja sama dengan Jerman yang bakal mengelola limbah sampah di TPA Supit Urang tersebut, mantan Kabag Hukum Pemkot Malang itu mengaku, masih terkendala perluasan lahan. Dari kebutuhan sekitar 25 hektare masih tersedia 15 hektare.

Menurut dia, pihaknya secara bertahap akan memenuhi kebutuhan luas lahan tersebut dengan membebaskan lahan milik warga sekitar.”MUdah-mudahan dalam tahun ini (2011) juga sudah tuntas, agar nota kerja sama yang sudah kami teken ini bisa segera terealisasi,” katanya.

Potensi sampah organik dan anorganik di Kota Malang yang mencapai ratusan ton per hari itu sebelum dibuang ke TPA Supit Urang sudah dipilah di 75 TPS yang ada di daerah itu.

Sebelum meneken naskah kerja sama (MoU) dengan Jerman, Pemkot Malang juga sudah beberapa kali menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya dengan Kanada dan Belanda yang difasilitasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Hanya saja, meski pemerintah Belanda sudah mendirikan laboratorium penangkap gas metan di kawasan TPA Supit Urang, kerja sama itu tidak berlanjut.

Padahal, dalam survei yang dilakukan Belanda potensi gas metan itu bakal diubah menjadi energi listik, sedangkan tumpukan sampahnya sendiri bakal disulap menjadi lapangan golf.

من المقطوع: http://www.malangraya.info/2011/10/05/160534/5969/sampah-anorganik-belum-dikelola-dengan-maksimal/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: