MALANG – Gara-gara tarif parkir naik dari Rp 200 menjadi Rp 500, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kemarin melakukan aksi demo. Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Peduli UMM menggelar demo di Kampus III UMM.
"Kita sudah merasakan hampir satu bulan kenaikan tarif parkir ini, tapi tidak ada berubahan dari segi pengelolaan. Ada tiga tempat parkir tapi tetap saja antrian parkir panjang dan seandainya ada kehilangan di area parkir tidak di ganti 100 persen,” ujar salah satu masa aksi, Lukman Wahyudi.
Aksi demo diawali dari depan perpustakaan pusat UMM dan dilanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi area kampus III. Aksi ini dipicu kebijakan rektorat per 1 Februari lalu yang menaikkan tarif parkir kendaraan bermotor.
Setelah cukup lama berorasi, massa ditemui langsung oleh rektor, Muhadjir Effendy M.Ap. Muhadjir mengajak beberapa mahasiswa untuk bernegosiasi dan mendengarkan tuntutan mahasiswa di ruang rektor. Hasil dari pertemuan tersebut menyepakati bahwa tarif parkir kembali diturunkan menjadi Rp 200.
”Ini adalah aspirasi dari mahasiswa, tetap kami tampung dan dipenuhi sepanjang permintaan mereka bisa ditolelir,” ungkap Muhadjir.
Ia membeberkan biaya parkir Rp 200 itu sebenarnya cukup menyulitkan pengelola parkir. Sebab tidak mudah mendapatkan uang kembalian jika ada yang membayar tidak dengan uang pas.
“Pengelola parkir malah dituduh korupsi kalau uang kembalian tidak diberikan, padahal mencari kembalian susah sekali karena pecahannya kecil,” ujarnya.
Menurutnya saat ini UMM sebenarnya sedang berencana membangun tempat parkir bertingkat sebagai upaya penataan perparkiran. Selain itu jaminan keamanan untuk barang yang hilang akan dinaikkan menjadi 100 persen sesuai dengan nilai barang.
Selain itu sebenarnya tarif parkir di UMM ini sudah paling murah jika di banding kampus lain. Dan tariff Rp 500 tersebut berlaku untuk parkir seharian. Jadi walaupun keluar masuk berapa kalipun tarifnya tetap sama.(fir/oci/eno)