Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai penggerak pertama kampung warna Jodipan, seolah tak ingin berhenti berinovasi sampai disitu. Jamrozi, M.Comm, dosen Ilmu Komunikasi sekaligus pembimbing para mahasiswa penggerak kampung warna warni mengatakan, akan membentuk jembatan warna-warni pula, yang menghubungkan Jodipan dengan kampung sebelahnya di Kesatrian.
“Karena berkembang, wali kota minta akses dari Jodipan ke Kesatrian, akhirnya kami cetuskan membuat jembatan penghubung untuk pejalan kaki,” jelasnya. Rencananya, jembatan tersebut juga akan menjadi jembatan wisata, jujugan langsung para wisatawan lokal maupun internasional.
Lebih lanjut lagi, Jamrozi mengatakan, UMM telah menyiapkan tim khusus untuk merancang jembatan tersebut. Kali ini, mahasiswa pilihan dari Fakultas Teknik (FT) yang akan dikerahkan untuk membuat desain jembatan yang juga digadang-gadang akan menjadi jembatan ikonik Kota Malang.
“Kebetulan UMM juga sering juara lomba rancang jembatan, nanti rancangannya bagaimana dan ciri khas seperti apa yang akan ditonjolkan sebagai cerminan ikon Kota Malang,” tuturnya.
Jamrozi mengatakan, perkembangan kampung Jodipan juga tak akan berhenti sampai di situ saja. Perkembangan terkait kreativitas dan inovasi juga tetap berlanjut. Oleh karena itu, Jamrozi mengatakan, UMM telah mengadakan rapat sebanyak dua kali dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Malang, beserta SKPD terkait untuk mengajukan konsep lain.
Ia menuturkan, Jodipan harus bisa lebih besar ketimbang kampung warna warni dengan membuat pasar wisata, class room makanan dan oleh-oleh, serta kampung industri rumahan lampion. “Semua akan menjadi sambung sinambung di situ,” katanya.
Jamrozi menyadari, perkembangan project kali ini butuh sumbangsih dan kerja mahasiswa lintas program studi. Rencananya, mahasiswa dari seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), akan dikerahkan untuk bersama mengembangkan kampung tersebut.
“Mulai dari UKM tari, pecinta alam, bisa memberi warna di sana dengan cara mereka masing-masing,” ulasnya. Ia sengaja menggerakkan seluruh mahasiswa, karena kampung warna warni Jodipan telah menjadi ikon Kota Malang, tentunya hal tersebut berkembang menjadi lahan bersama.
Kampung Jodipan bermula dari delapan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM, semester enam yang tergabung dalam kelompok, untuk menyelesaikan tugas praktikum PR dan Event Management. Kelompok mahasiswa tersebut melihat kampung Jodipan dapat berkembang dan menjadi ikon Kota Malang, dengan sedikit sentuhan.
Akhirnya tercetuslah ide membuat kampung tersebut menjadi warna-warni. Setelah mendapat CSR dari Decofresh yang bersedia membantu menuangkan ide, mereka dengan segera menghubungi ketua RW setempat. Mengusung tema Decofresh warnai Jodipan, kampung yang sebelumnya terlihat kumuh itu kini menjadi berwarna. (nia/han)