Foto: Istimew
Jurnalis : ant
MAKASSAR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menjadi keynote speaker dalam seminar nasional pendidikan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (20/1/2017).
Dalam kesempatan itu, Muhadjir mendorong agar orang sukses ikut membantu sekolah asalnya.
"Tidak ada sekolah maju tanpa partisipasi masyarakat. Dana BOS dari pemerintah hanya cukup untuk kebutuhan minimalis asal pendidikan berjalan baik. Tetapi tidak cukup untuk memajukan secara pesat, jadi perlu tambahan dana dari masyarakat," kata Muhadjir.
Maka, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengajak alumni-alumni yang sukses hendaknya memikirkan untuk memajukan almamaternya.
"Tidak ada rektor yang tidak pernah sekolah di SD. Tidak ada menteri yang tidak lulus SD. Masa tidak merasa utang budi untuk ikut membantu SD di mana mereka pernah dididik?," sindir Muhadjir di hadapan ribuan peserta seminar.
Merasa tergelitik dengan sindiran Muhadjir, Dekan Fakultas Psikologi UNM Prof Muhammad Jufri pun maju meminta waktu bicara dan memberi komentar.
"Saya tersindir pak Menteri. Saya ini anak pulau. Dulu saya sekolah di SD di Pulau Selayar, jauh di selatan sana. Saya baru ingat bahwa ternyata saya belum pernah menengok SD yang pernah membesarkan saya itu. Terima kasih sudah diingatkan, pak Menteri," kata Jufri disambut tepuk tangan.
Menurut Jufri, sudah seharusnya pendidikan dilakukan secara gotong royong. "Saya mendukung sikap Mendikbud yang menginspirasi kita semua untuk terlibat dalam memajukan pendidikan. Setelah ini saya akan pulang kampung melihat sekolah saya," tuturnya.
Sebelumnya Mendikbud menyatakan prinsip gotong royong, demokratis dan akuntabel menjadi nilai dasar komite sekolah saat ini. Oleh karenanya sekolah harus melibatkan publik untuk ikut serta meningkatkan kualitasnya.