UGM Kantongi Akreditasi A dari BAN-PT

JAKARTA - Kualitas pendidikan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta kembali mendapat pengakuan dari badan akreditasi nasional. Program Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) yang dirilis akhir Februari lalu menyebut kampus asal Kota Pelajar itu meraih akreditasi A.

Dari daftar tersebut, UGM merupakan salah satu dari delapan perguruan tinggi yang mendapatkan nilai A. UGM berhasil memperoleh nilai 378 dari maksimal 400. Bersaing ketat dengan UGM, terdapat Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan nilai 375 dan Institut Teknologi (ITB) dengan nilai 370.

Seperti diketahui, dari 30 Perguruan Tinggi se-Indonesia yang telah diakreditasi AIPT, delapan PT mendapatkan nilai A, 20 PT mendapatkan nilai B, sedangkan sisanya mendapatkan akreditasi C. Delapan PT yang mendapat nilai akreditasi A yakni, UGM, IPB, ITB, Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Iwan Dwi Prahasto menyebut, hasil akreditasi institusi tersebut bukanlah tujuan akhir UGM. Nilai yang didapatkan UGM mengindikasikan proses peningkatan kualitas yang terus menerus dilakukan UGM membuahkan hasil positif.

Oleh karena itu, lanjutnya, perubahan atas perbaikan kualitas UGM harus dilakukan secara kontinyu. “Proses tersebut akan terus dilakukan secara lebih sistematis sehingga terjadi perbaikan secara kontinyu,” papar Iwan, seperti disitat dari situs UGM, Kamis (4/4/2013).

Menurut Iwan, untuk meraih Akreditasi A tidak mudah karena ada berbagai aspek penting yang dinilai. Pertama, ketercapaian visi-misi, tujuan dan sasaran, tata pamong, pengelolaan dan penjaminan mutu, mahasiswa dan lulusan, sumberdaya manusia, kurikulum, pembiayaan, sarana prasarana, sistem informasi, penelitian, kerjasama, serta pengabdian kepada masyarakat.

"Maka, dibutuhkan komitmen kuat berbagai pihak, pada tingkat universitas maupun unit-unit, tidak hanya pada level pimpinan melainkan juga karyawan operasional. Program peningkatan kualitas tidak akan berhasil tanpa kerja keras mereka semua,” imbuhnya.(mrg)