Analis : Tank Leopard Tetap Dibutuhkan Indonesia

Author : Humas | Tuesday, April 01, 2014 14:07 WIB | Republika -

Selasa, 01-04-2014
TSM-Analis Universitas Pertahanan Indonesia, Dr Rajab Ritonga mengatakan kehadiran tank Leopard asal Jerman di Indonesia tetap dibutuhkan guna perimbangan kekuatan.

"Intinya, pembelian seperti Leopard tersebut sudah tepat, karena tank sejenis sudah dimiliki Singapura, Malaysia. Hanya Indonesia, Filipina, dan Timor Leste yang tidak punya Main Battle Tank (MBT), Australia dan marinis AS di Darwin pun menggunakan," kata dia di Jakarta, Selasa.

Rajab mengemukakan bahwa Indonesia harus mempertimbangkan konstelasi perimbangan teknologi persenjataan.

"Jadi, memang kita harus punya, dan itu juga menjadi kebanggaan, karena prajurit kavaleri TNI (sebelum ada Leopard, red.) tidak sebanding dengan negara tetangga," katanya.

Ia menilai kehadiran tank Leopard penting, seperti di Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia, dimana sebelumnya MBT Malaysia bukan tandingan tank yang dimiliki TNI.

"Sebelum ada tank Leoprad, kita cuma punya tank Scorpion, yang beratnya cuma 15 ton, dibanding MBT tank Leopard yang memiliki berat 60 ton, jadi ada bandingannya," kata Rajab Ritonga yang alumnus Master of Science (MSi) Kajian Ketahanan Nasional dari UI pada 2001 itu.

Menurut dia, kekuatan Indonesia menjadi signifikan dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu. "Karena bagaimanapun juga bisa membuat efek penggentar bagi negara-negara lain yang tidak berniat baik dengan Republik Indonesia," katanya.

Tank Leopard Didatangkan untuk Penuhi MEF

Pengamat militer Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhadjir Effendy menilai pengadaan MBT Leopard sudah tepat. Menurut dia, langkah Kemenhan membeli ratusan tank kelas berat merupakan bagian upaya untuk memenuhi minimum essential forces (MEF).

Muhadjir mengatakan kehadiran MBT Leopard tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena sudah masuk ke dalam rencana strategis. Pembelian tank asal Jerman tersebut tidak harus mempertimbangkan letak geografis Indonesia. Meski wilayah Indonesia sebagian besar berupa lautan, kehadiran MBT Leopard sangat diperlukan untuk memperkuat satuan tempur yang dimiliki Mabes TNI AD.

“Untuk standar pemenuhan MEF, kehadiran MBT Leopard mutlak untuk memperkuat satuan kavaleri. Tidak harus mensyaratkan harus dipakai di padang pasir,” kata Muhadjir ketika dihubungi, Senin (31/3) malam.

Melihat postur kekuatan TNI, lanjut dia, sangat mendesak bagi Kemenhan untuk membeli secara besar-besaran alutsista baru. Hal itu untuk mengimbangi kekuatan negara tetangga. Pertimbangan lainnya adalah agar Indonesia tidak diremehkan negara lain.

Hanya saja, ia tidak setuju kalau penempatan MBT Leopard dikonsentrasikan di Pulau Jawa. Dia menyebut, ancaman kedaulatan muncul di daerah perbatasan. Karena itu, ia menyarankan agar Mabes TNI AD membuat markas khusus di daerah terluar, khususnya Kalimantan.

Kalau memang medan di luar Jawa masih belum memungkinkan dilewati tank, maka mau tidak mau Kemenhan harus menyiapkan sarana infrastruktur lebih dulu. “Mestinya, MBT Leopard ini ditempatkan di daerah perbatasan agar bisa bergerak cepat mendukung untuk mengantisipasi ancaman dari luar negeri,” kata Muhadjir.

من المقطوع: https://www.facebook.com/dephankam/posts/837684609582064?stream_ref=10
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: