REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes TNI AD sudah membuat garasi untuk mendistribusikan penempatan MBT Leopard 2A6. Dari lima tempat yang dijadikan garasi, hanya satu yang berada di luar Pulau Jawa.
Pengamat militer Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhadjir Effendy mengatakan, kehadiran MBT Leopard sangat mendesak untuk dipenuhi. Selain sebagai upaya pemenuhan minimum essential forces (MEF), juga untuk kebanggaan matra AD yang memiliki alutsista tertinggal dibanding negara lain.
Hanya saja, ia tidak setuju dengan penempatan tank buatan Jerman itu yang dikonsentrasikan di Jawa. Lebih baik, sebagian besar tank kelas berat tersebut disebar di kawasan dengan potensi ancaman tinggi.
"Nah, ini kurang pas. Keberaaan MBT Leopard ini lebih baik ditaruh di daerah perbatasan untuk mengantisipasi bahaya dari negara tetangga," kata Muhadjir, Selasa (1/4).
Rektor UMM itu menyatakan, MBT Leopard hanya cocok ditempatkan di Jawa semata digunakan demi kepentingan latihan. Kalau sudah melihat ancaman yang datang dari negara lain, idealnya ditempatkan di daerah perbatasan agar bisa bergerak cepat.
Pasalnya, MBT Leopard ini memiliki deterence effect (daya gentar) yang bisa membuat ciut nyali negara tetangga kalau ingin berbuat ulah. Karena itu, kehadiran tank kelas berat itu diharapkan dapat dimaksimalkan untuk memperbaiki postur alutsista TNI AD demi menjaga kedaulatan NKRI.
Mabes TNI AD memastikan 103 MBT Leopard, akan disebar di lima satuan. Rinciannya, Batalyon Kavaleri 1 Kostrad, Cijantung mendapat 41 MBT, (13 Leopard 2A4 dan 28 Leopard 2 RI), Batalyon Kavaleri 8 Kostrad, Pasuruan mendapat 41 MBT Leopard (28 Leopard 2A4 dan 13 Leopard 2 RI), dan Pusat Pendidikan Kavaleri, Padalarang mendapat empat MBT Leopard (tiga Leopard 2 RI dan satu Leopard 2A4).
Sisanya, Kompi Kavaleri CAMB, Sentul mendapat 13 Leopard 2 RI, serta Kompi Kavaleri Pusat Latihan Pertempuran, Baturaja, Sumatra Selatan mendapat empat MBT Leopard. MBT Leopard 2A6 yang didatangkan sudah dimodifikasi dan bertuliskan Leopard RI.