REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng Rusia untuk mempercepat internasionalisasi kampus itu, setelah menjalin kerja sama dengan berbagai universitas dari berbagai negara, baik di kawasan ASEAN, Asia, Australia, Amerika maupun Eropa.
"Beberapa waktu lalu UMM sudah membuka Indonesian Corner di Thailand sebagai wujud konkret kerja sama di tingkat ASEAN. Di
UMM pun juga ada Amerika corner dan ke depan kami berharap di Rusia bisa dilakukan hal serupa," kata Rektor UMM, Fauzan di hadapan mahasiswa Hubungan Internasional (HI) UMM dalam seminar "Indonesia-Rusia Bilateral Relations" di kampus UMM, Rabu (23/3).
Seminar tersebut dihadiri Kepala Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, Veronika Novoseltseva dan Koordiantor Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moscow, Rusia, Darmawan Suparno.
Fauzan juga berharap kedatangan perwakilan dari Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia di UMM akan membuka wawasan dan kerja sama dengan Rusia segera direalisasikan. "Kita sudah mencanangkan di 2016 ini akan banyak kerja sama yang akan kita buat, saya harap Rusia menjadi salah satu yang akan bekerja sama dengan UMM," ujarnya.
Menurut Fauzan, kerja sama UMM dengan Rusia itu nanti menambah daftar panjang kerja sama luar negeri yang telah dijalin UMM, yakni sebanyak 104 negara dari berbagai benua.
Sementara itu Kepala Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia Veronika Novoseltseva menyatakan Muhammadiyah dan Rusia telah memiliki kerja sama yang sangat baik. Pada beberapa kesempatan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin diundang untuk berceramah di hadapan Muslim Rusia.
"Yang terbaru kami bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk melatih kader-kadernya belajar perkeretaapian. Saat ini sudah ada 50 mahasiswa dari Kaltim yang khusus belajar kereta api di Rusia,ucapnya.
Veronika mengaku terkesan dengan UMM. "UMM merupakan kampus yang bagus. Saya secara pribadi mengenal sosok Din Syamsuddin. Saat saya akan ke Malang dan ke UMM, saya bilang ke beliau dan ia sangat senang mendengarnya," katanya dalam bahasa Indonesia yang fasih.
Sedangkan Koordiantor Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moscow, Rusia, Darmawan Suparno menilai antara Indonesia dan Rusia terdapat banyak persamaan, namun banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui lebih dalam jika ada persamaan dan kemiripan budaya antara Indonesia dan Rusia. Indonesia punya banyak budaya, Rusia pun demikian.
Yang tidak banyak orang tahu, menurut Darmawan adalah jumlah orang muslim di Rusia saat ini sudah sekitar 20-25 juta orang. Banyaknya jumlah penduduk beragama Islam di Rusia membuat negara tersebut saat ini menjadi observer di Organisasi Kerjasama Islam (OKI). "Jumlah ini malah mendekati atau sama dengan jumlah penduduk Saudi," katanya.
Di bidang kerja sama pendidikan, melalui Beasiswa Darmasiswa, Rusia telah mengirim banyak mahasiswanya untuk belajar budaya dan bahasa Indonesia di berbagai kampus di Indonesia, termasuk di UMM.
"Akan tetapi, mahasiswa Indonesia yang belajar ke Rusia jumlahnya masih sangat sedikit, hanya sebanyak 224 orang, padahal Malaysia saja bisa sampai tiga ribu mahasiswa yang dikirim ke Rusia," ungkapnya.