REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian dan Pertenakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan membangun Hutan Pendidikan Bambu. Hutan pendidikan bambu disiapkan sebagai sumber riset akademik serta pusat kerajinan bambu.
Ketua Program Studi Kehutanan UMM Tatag Muttaqin mengatakan kedua belah pihak sudah mulai membahas konsep ini. Tatag yakin konsep hutan ini akan sangat bermanfaat karena hal tersebut merupakan terobosan baru bagi Perguruan Tinggi di Indonesia. Jika memungkinkan, pihak UMM akan bekerja sama hingga 15-25 tahun ke depan.
“Nantinya, Hutan Pendidikan itu tidak hanya digunakan oleh mahasiswa Kehutanan saja. Siapapun boleh melakukan penelitian dan kegiatan di sana,’’ kata dia.
Rencananya, Hutan Pendidikan akan dibangun di Desa Kucur, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Tatag mengaku, pilihan akan Desa Kucur lantaran desa tersebut merupakan sentral pembuatan kerajinan dari bambu. Di sana juga terdapat mata air yang mengering, jadi cocok jika ditanami pohon bambu yang bersifat menyerap dan menyimpan cadangan air.
Kepala Divisi Perhutani Jawa Timur Andi Purwadi menyebutkan, pihak Perhutani akan mendukung penuh kerjasama ini. “Sangat bagus. Karena ini sangat menunjang kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi. Selain itu, bambu juga memiliki nilai komersial yang cukup tinggi,” ujarnya