MALANG, KOMPAS.com - Di antara proses baiat (pengambilan sumpah setia) ketika seseorang akan hijrah (berpindah) ke NII (Negara Islam Indonesia), para mahasiswa yang jadi korban untuk diambil uangnya itu diminta menyatakan sumpah. Sumpah ini bagian dari rangkaian metode cuci otak yang membuat para korban remaja berumur 18 hingga 20-an rela menyerahkan uang dari hasil menipu orang tuanya.
Tim Investigasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan hasil penyelidikannya yang didapat dengan cara meminta para mahasiswa ini mengingat-ingat isi sumpah. Dari sembilan pernyataan dalam sumpah, tiga diantaranya gagal diingat-ingat oleh para korban.
"Para korban mahasiswa kami yang pernah disumpah mengaku menyatakan sumpah ini saat baiat di Jakarta, di tempat yang mereka tidak ketahui di mana, karena matanya ditutup, kata Nasrullah," Humas UMM, Selasa (26/4/2011).
Isi sumpah ini berisi teks-teks yang menyebut nama Tuhan dan berbahasa Arab yang bila tidak diletakkan dalam konteks yang lengkap, bisa ditafsirkan dengan cara berbeda. Teks diambil utuh sesuai yang tercetak dalam hasil investigasi Tim UMM untuk tujuan informasi.
Bismillahitawakkalna Alalloh La Haula Wala Kuwwata Illahillah/ Wallahi :