Prof Dr H Imam Suprayogo Malang (SI Online) - Mantan rektor Universiatas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, diangkat menjadi anggota Dewan Pembina Yayasan Universitas Islam Malang (Unisma) periode 2015-2020. Bersama sejumlah pengurus, pengawas dan anggota pembina lainnya, Imam dilantik oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Unisma Prof Dr. M Tholhah Hassan.
Tawaran untuk masuk menjadi anggota Dewan Pembina Yayasan Unisma, menurut Imam Suprayogo, diterima beberapa bulan lalu. Pertama kali tawaran itu, disampaikan sendiri Tholhah Hassan. Saat menerima tawaran tersebut, seperti tanpa ada pertimbangan lebih lanjut, langsung menjawab setuju. “Saya mau, karena institusi ini sebagai institusi yang memiliki latar belakang yang sangat disenangi ayah dan ibu saya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Imam Suprayogo mengungkapkan latar belakang dimaksud; adalah Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi “jiwa” dari Unisma yang dibangun dan didirikan sejak 34 tahun silam. “Karena itu hampir semua orang beranggapan, Unisma merupakan kampusnya orang NU,” katanya dengan berharapan agar Unisma ke depan, dapat menjadi Universitas Swasta terbaik di Indonesia.
“Sangat diinginkan dapat lahir perkembangan keilmuan dan kemasyarakatan dari kampus ini. Saya pikir, ini bisa dilakukan dan sekarang masyarakat sedang menunggu sumbangsih pikiran dari kampus ini,” tambahnya seperti dikutip Harian Surya.
Terpisah, Tholhah Hassan menyebut, dunia pendidikan masih sangat membutuhkan sumbangsih tenaga dan fikiran Imam Suprayogo. Karenanya, begitu mengetahui telah pensiun dari UIN Maliki, segera pula menawarkan untuk bergabung dengan Unisma dan spontan memberi jawaban setuju.
Disebutkan pula, sejak lama ia mengenal Imam Suprayogo sebagai teman dekat. “Jadi saya sudah mengenal dan mengetahui kapabilitasnya. Pengalamannya juga banyak. Mulai dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) hingga UIN Maliki,” sebut Tholhah.
Dalam keanggotaan Dewan Pembina Yayasan Unisma, masuk pula tokoh pendidikan Kota Malang Dr. M. Sofwan Chudhorie, mantan Ketua Yayasan Pembina Universitas Brawijaya Malang. “Ada Pak Imam dan kemudian ada pula Pak Sofwan. Dua tokoh yang sangat berpengalaman dalam pengelolaan dan penyelenggaraan universitas, optimis Unisma ke depan bisa semakin berkembang,” tambah M. Tholhah.
Pada bagian lain, Tholhah mengungkapkan, saat ini Unisma tidak berbeda dengan Universitas swasta lain maupun segenap universitas negeri, mendidik mahasiswanya terkait dengan persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kendati demikian, Unisma melaksanakan dengan tetap mempertahankan semangat Unisma. Kini, diperkuat dengan kepengurusan yang baru, sudah dapat diprediksi kondisi Unisma pada 35 tahun mendatang.