Ban Mobil Pecah, 9 Mahasiswa Tewas
Author : Humas | Friday, April 17, 2009 | Suara Karya -
KECELAKAAN -- Petugas polisi memeriksa mobil bernopol CK 1070 XB yang ringsek setelah menabrak pohon, di Mapolres Batu, Jawa Timur, Kamis (16/4). Kepolisian setempat masih menyelidiki penyebab kejadian yang menewaskan 9 orang tersebut. (Ant/Ari Bowo Sucipto)
MALANG (Suara Karya): Kapolresta Batu, Malang, Jawa Timur, AKBP Tejo Wijanarko, menyatakan, kecelakaan maut yang menewaskan sembilan mahasiswa beberapa perguruan tinggi (PT) di Malang, Kamis (16/4) dini hari, akibat ban mobil sebelah kiri yang ditumpangi para korban itu pecah.
Menurut Kapolresta, mobil Daihatsu Taruna bernomor polisi DK 1070 XB itu diketahui melaju cukup kencang, sehingga ketika ada tikungan tajam, kendaraan tak bisa dikendalikan dan oleng akibat ban mobil sebelah kiri pecah. Mobil itu kemudian menabrak pohon di kawasan Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu.
"Dugaan sementara, penyebab tewasnya sembilan mahasiswa dari berbagai daerah dan PT swasta di Malang itu adalah ban mobil sebelah kiri pecah," katanya.
Untuk penyebab lain, katanya, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk menyelidiki apakah mereka baru menggelar pesta miras atau narkoba ketika merayakan ulang tahun salah seorang dari mereka. Informasi di lapangan juga menyebutkan bahwa mobil itu menabrak pohon setelah pengemudi kehilangan kendali karena menghindari tabrakan dengan sepeda motor.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengkajian tim laboratorium forensik (labfor) Mabes Polri di Surabaya, kecelakaan yang menewaskan sembilan mahasiswa tersebut diduga akibat kondisi ban mobil sudah tidak layak pakai, apalagi untuk membawa penumpang yang melebihi kapasitas.
Menurut dia, dari analisis tim labfor, ban mobil tersebut buatan tahun 2000 dan tidak layak pakai lagi. Lebih-lebih laju kendaraan cukup kencang dan berpenumpang melebihi kapasitas.
"Kami akan melakukan kajian secara mendetail dan lebih teliti lagi apakah ban yang pecah itu terjadi setelah kejadian itu atau sebelumnya. Tapi, kalau dilihat saksama, kondisi ban mobil sangat tipis dan membahayakan penumpangnya," kata Didik menambahkan.
Kesembilan mahasiswa korban kecelakaan tersebut adalah Imron Rosadi dan Rois Badri (23) asal Lumajang, Dwi Rani Kusmoyo (24) asal NTB, Mutia Soni Agustin (25) dan Erianmi Erniati (29) asal Pasuruan, Firdaus Sastro (25) asal Sumenep, Mareta Madani dan Nia asal Sidoarjo, serta Anang Kosim (24) asal Bali.
Para mahasiswa tersebut berasal dari beberapa perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Muhammadiyah (Unmuh), Universitas Merdeka (Unmer), dan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Mereka merupakan bagian dari 17 mahasiswa yang sebelumnya menyewa vila di kawasan wisata Songgoriti untuk merayakan pesta ulang tahun salah satu rekannya.
Menurut salah seorang penjaga vila yang disewa 17 mahasiswa di kawasan Songgoriti itu, BG, ke-17 mahasiswa tersebut masuk vila, Rabu (15/4), sekitar pukul 22.00 WIB, dengan menggunakan dua unit mobil dan beberapa sepeda motor.
"Setelah satu jam berada di dalam vila, mereka kami tegur karena membunyikan musik dengan suara yang sangat kencang, sehingga mengganggu warga sekitar. Tak lama setelah kami tegur, sebagian dari mereka keluar, katanya mau ke Payung yang berlokasi tidak jauh dari vila," katanya.
Namun, katanya, tak lama kemudian atau sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, dirinya mendapat kabar kalau sembilan di antara mahasiswa itu mengalami kecelakaan di Jalan Panglima Sudirman, Batu, dan semuanya meninggal. (Ant/Dwi Putro AA)
من المقطوع: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=224694
Shared:
Comment