Sukoharjo, CyberNews.Meski Muhammadiyah telah berhasil mendirikan tak kurang dari 170 perguruan tinggi, namun hingga saat ini baru memiliki tiga program doktor (S3). Hal itu diakui Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin karena keterbatasan sumber daya manusia yang harus memenuhi syarat Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
"Kalau untuk pascasarjana S2 kami sudah punya di banyak PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah), tetapi untuk membuka program S3 itu kan harus mempersiapkan SDM yang memadai. Terutama kecukupan guru besar di perguruan tinggi itu. Kami pun terus mempersiapkan itu," jelas Din, usai berbicara dalam Semiloka Pra-Muktamar Satu Abad Muhammadiyah bertema Peran Muhammadiyah dalam Dinamika Kebangsaan, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (14/12).
Tiga PTM yang sudah membuka program doctor adalah program Ilmu Agama di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Ilmu Hukum di UMS.
"Tahun depan akan bertambah lagi PTM yang membuka program S3, tetapi memang masih dalam tahap persiapan SDM dan infrastruktur. Setidaknya ada lima PTM yang sudah mempersiapkan itu. Diharapkan bisa mulai tahun depan," ungkapnya lagi.
Sementara Direktur Pascasarjana UMS Prof Dr Khudzaifah Dimyati MHum mengatakan, untuk membuka program S3 disyaratkan harus memiliki dosen yang berhome-base di program tersebut. Artinya dosen yang telah menangani program doktor tidak diperbolehkan merangkap mengajar di program S1 maupun S2 "Untuk bisa membuka program doktor minimal harus mempunyai dua guru besar dan empat orang doktor tetap. Selain SDM tentu masalah infrastruktur diperbaiki," jelasnya.