SLAWI – Warga dan simpatisan Muhammadiyah diminta untuk ikut menyiarkan hasil Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI yang digelar di Yogyakarta, baru-baru ini. Hasil kongres itu kemudian dikenal dengan nama Risalah Yogyakarta. Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tegal, Fathin Hamam menjelaskan, sesuai dengan seruan Ketua MUI Pusat, Din Syamsuddin dalam kongres tersebut, Risalah Yogyakarta lahir untuk merespons berbagai penyimpangan dan pergeseran cita-cita nasional.
Hal itu ditandai dengan derasnya arus liberalisasi politik, ekonomi, dan budaya yang terjadi akhir-akhir ini. ’’Ada beberapa hal dalam Risalah Yogyakarta, di antaranya menyerukan seluruh komponen umat Islam Indonesia untuk bersatu dan mengembangkan kemitraan strategis untuk mewujudkan Islam yang berkeadilan dan berperadaban,’’kata Fathin saat Hari Bermuhammadiyah di Gedung Dakwah, Procot, Minggu (15/2).
Selain itu, lanjut Fathin, lewat risalah tersebut, umat Islam juga menyerukan penyelenggara negara dan kekuatan politik nasional untuk mengembangkan politik yang akhlakul karimah dengan meninggalkan praktik-praktik yang menghalalkan segala cara, dengan menjadikan politik sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan bangsa. Tingkatkan Peran ’’Risalah tersebut juga menyerukan seluruh komponen umat Islam Indonesia untuk bangkit mengembangkan potensi ekonomi, menguatkan sektor UMKM berbasis ormas, masjid, dan pondok pesantren dan meningkatkan peran kaum perempuan dalam perekonomian,’’lanjutnya.
Adapun dalam Hari Bermuhammadiyah tersebut, juga digelar berbagai kegiatan lain, seperti penyerahan tanah wakaf seluas 3.000 meter persegi, pentas seni sekolah, dan peluncuran layanan SMS Broadcast Gateway SMPMuhammadiyah Slawi. Hadir dalam kegiatan tersebut, pakar kesusastraan Melayu UGM yang juga Ketua Pimpinan Pusat Aisyiah periode 2000-2010, Profesor Siti Chamamah Soeratno. Chamamah juga tercatat sebagai peraih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Award karena jasajasanya membesarkan organisasi yang berdiri pada 1912 tersebut. (K22-74)`