Joki Asal ITS Terkenal Pintar

Author : Humas | Wednesday, May 15, 2013 12:21 WIB | Surabaya Post -

SURABAYA - Dua mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yang diduga terlibat dalam kasus perjokian di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dikenal pintar. Bahkan, salah satu mahasiswa tersebut adalah penerima beasiswa bidik misi melalui jalur undangan (sekarang Seleksi Nasional masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN).

Kepala Badan Akademik ITS Ismani Zain mengaku sudah mengantongi semua data kedua mahasiswa yang diduga menjadi joki di UMM. Mereka adalah Prayoga Wirya Alamsyah dan Viqhie Aswie, dua mahasiswa ITS ini dikenal memiliki prestasi akademik bagus di kampusnya.

Prayoga yang tercatat sebagai mahasiswa semester 2 jurusan Teknik Industri ini memiliki indeks prestasi (IP) 3,64. Sementara teman seangkatannya, Vighie, ber-IP 3,48 pada semester lalu. “Prayoga tercatat sebagai penerima beasiswa bidik misi melalui jalur undangan yang tahun ini diubah namanya menjadi Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN),” katanya, Selasa (14/5).

Dia menuturkan, mahasiswa yang berhasil mendapatkan beasiswa bidik misi merupakan mahasiswa pilihan. Mereka memiliki pikiran lebih jenius tetapi lahir dari keluarga yang tidak mampu. Untuk mendapatkan beasiswa ini, mereka harus melalui seleksi ketat yang dilakukan oleh Dirjen Dikti maupun PTN setempat. Penerima beasiswa bidik misi ini dibebaskan seluruh biaya pendidikannya. Dan setiap bulan akan diberikan biaya hidup sebesar Rp 600 ribu.

Atas kejadian ini, Ismaini sangat menyesalkan. Namun, pihaknya masih belum bisa bertindak banyak, karena masih menunggu perkembangan terbaru dari UMM. Apalagi, kasus ini sudah masuk ranah hukum yang harus diselesaikan hingga tuntas. Meski demikian, ITS tetap akan menjalankan fungsinya sebagai PTN yang disiplin. “Aturan tetap akan kita junjung tinggi,” paparnya.

Rektor ITS, Tri Yogi Yuwono menyatakan, kasus perjokian yang melibatkan kedua mahasiswanya itu membuat malu almamaternya. Pihak ITS pun sudah menyiapkan sanksi pemecatan jika keduanya terbukti terlibat secara langsung.

Kebijakan ini dilakukan supaya kasus serupa tidak terulang kembali. Pasalnya, selama ini ITS mengaku selalu mengajarkan kepada mahasiswa untuk bersikap jujur dan pintar secara akademis. Untuk itu, kesalahan yang diduga dilakukan oleh dua mahasiswa ITS bernama Prayoga Wirya Alamsyah dan Viqhie Aswie merupakan tindakan fatal.“Ini termasuk pelanggaran kategori berat. Kalau memang terbukti, mereka (dua mahasiswa) bisa dipecat,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, keputusan akan diambil ITS, tetapi proses pengambilan keputusan akan dijalankan sesuai aturan yang ada. Di ITS, jika ada mahasiswa bersalah maka ITS akan membentuk pengadilan kecil yang disebut TPP (Tim Penyelesaian Permasalahan). TPP ini akan dipimpin Pembantu Rektor (PR) 1 dengan didampingi dekan-dekan ITS serta ketua jurusan (Kajur) asal mahasiswa yang melanggar. Mereka akan mengadili mahasiswa sesuai dengan kesalahan yang ada.

Sedangkan mahasiswanya sendiri, mereka tetap diberi hak untuk melakukan pembelaan atas tuduhan yang diberikan kepada dirinya. Dari hasil sidang, TPP akan menyerahkan kepada Rektor. Setelah itu, baru kemudian diambil keputusan tentang nasib mahasiswa yang melanggar.

“Kami masih menunggu surat resmi dulu dari Rektor UMM terlebih dahulu, baru membentuk TPP. Jadi kami sedang menunggu perkembangan, apalagi kabarnya sudah masuk ranah hukum,” pungkasnya.m18

من المقطوع: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=fff816dc2abb61d05decd795adc07b69&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: