Kunjungi UM, Muhadjir Minta Maaf karena Lebih Dikenal Rektor UMM

Author : Humas | Sunday, August 07, 2016 08:51 WIB | Surya -

Mendikbud Prof Dr Muhajir Effendy MAP datang ke Universitas Negeri Malang (UM) mendiskusikan berbagai hal di dunia pendidikan, Minggu (7/8/2016) 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kunjungan Mendikbud Muhadjir Efenddy ke Malang dimanfaatkan untuk menyambangi ke Universitas Negeri Malang (UM), Minggu (7/8/2016). Di PTN ini, Muhadjir pernah tercatat sebagai dosen PLS (Pendidikan Luar Sekolah).

Saat datang ke UM, ia disambut para pejabat. Ia menumpang mobil pribadinya Toyota Innova warna hitam dengan kawalan polisi.

"Waduh..seperti medayo," komentar Muhadjir ketika disambut oleh Wakil Rektor I, Haryono.

Pertemuan kemudian dilanjutkan ke ruang rapat pimpinan di lantai 2.

"Pak Muhadjir ini seperti pulang kampung ke UM. Jadi tidak saya kenalkan lagi," tutur Haryono ketika membuka acara.

Kesempatan datang ke UM usai 10 hari dilantik dimanfaatkan untuk pamitan.

"Saya minta maaf karena lebih dikenal sebagai Rektor UMM. Setelah jadi menteri, akhirnya banyak yang tahu saya adalah warga UM," ujar Muhadjir.

Ia menduga hal itu karena banyak yang ingin tahu siapa dirinya setelah presiden memilihnya menjadi menteri. Karena itu, jejak rekamnya jadi banyak diketahui masyarakat, termasuk ia dosen UM.

Selain pamitan, kegiatan itu juga diisi diskusi. Pada awalnya diskusi itu membahas mengenai SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar Dan Tertinggal. Namun kemudian berkembang ke banyak hal.

Antara lain, Mendikbud minta UM membuat platform mengenai pendidikan.

"Selain UM, nanti UMM juga akan dilibatkan," tutur dia.

Dalam kunjungan itu, Rektor UMM, Fauzan juga diajaknya.

Dijelaskan dia, kabinet fokus pada ketidakmerataan pendidikan. Dan presiden minta tidak hanya reformasi. Namun sangat radikal. Dalam diskusi itu, yang menjadi perhatian antara lain pendidikan di daerah perbatasan dengan negara lain.

Sebab pemerintah daerah belum menggarapnya sehingga perlu diambil alih pemerintah pusat. Termasuk guru-gurunya. Sehingga perlu dibangun semacam boarding school agar pendidikan di daerah perbatasan tidak kalah dengan negara tetangganya.

Selain itu, ia juga mendapat masukkan soal guru-guru yang menjadi bahan politis saat ada pemilukada di daerah. Sebab biasanya akan dampaknya pada guru yang tidak mendukung. Hal ini karena status mereka sebagai PNS daerah meski gaji mereka dari pusat.

Dari berbagai topik diskusi itu, menurut Haryono akan ditindaklanjuti.

"Untuk ke sana, diperlukan untuk konsep holistik. UM akan membantu," jelas Haryono usai pertemuan.

Termasuk soal wacana fullday school Senin sampai Jumat. Sehingga Sabtu bisa libur.

من المقطوع: http://suryamalang.tribunnews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: