Sensasi Ngeleng ke Gua Celeng

Author : Humas | Friday, December 26, 2014 20:11 WIB | Surya -

KHAIRUL AMIN
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
fb.com/amien.respect.9

GUA celeng ini dibuat oleh celeng yang dia dihuni hingga sekarang. Itu penjelasan Jauhari, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdari) Pulau Giliyang, saat memandu kami mengunjungi Gua Celeng akhir November 2014 silam. Jauhari menambahkan, sejatinya gua Celeng sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit, namun masyarakat baru berani menelusurinya tahun 2011, dan sejak itu pengelolaan juga dilakukan.

Gua di Pulau Giliyang, Desa Banraas, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep ini memiliki panjang 400 meter, dengan empat pintu. Pintu pertama, dihiasi tetesan air membentuk stalaktit dan stalakmit, serta sajian lorong gua yang memiliki banyak jalan penghubung. Bila tidak bersama pemandu jangan coba-coba menelusuri gua ini!

Ada bagian gua yang lebih sejuk dibandingkan bagian gua lainnya, padahal biasanya pada ruang bawah tanah pengap. “Kesejukan ini diduga karena tingginya kadar O2 di tempat tersebut,” duga Jauhari. Pada pintu kedua juga tersaji pesona stalaktit dan stalakmit dalam beragam rupa. Bagian ini sangat tepat dijadikan momen mengabadikan kunjungan. Menyusuri lebih jauh hingga pintu ketiga terdapat ruang kelelawar. Sedangkan di pintu keempat, adrenalin pengunjung diuji dengan berjalan jongkok.

Perjuangan jalan jongkok akan terbayar dengan pemandangan patung yang menyerupai bentuk rajawali yang bila dilihat dari sisi berbeda, patung ini menyerupai seorang ibu dengan dua anaknya. “Kami menyebutnya patung dua anak cukup,” canda Jauhari. “Di sini juga ada lorong ke ruangan lain berbentuk kolam renang, namun belum ada airnya,” lanjut Jauhari.

Tak sulit menemukan wisata Gua Celeng ini. Dari Kota Sumenep, Madura hanya naik angkutan umum jurusan Dungkek, arah timur Sumenep sekitar 45 menit. Sesampainya di belabuhan Dungkek, lanjutkan dengan menaiki perahu ke Pulau Giliyang selama 30 menit, hanya dengan ongkos Rp 10.000. Ini merupakan transortasi umum untuk warga Pulau Giliyang.

Keberangkatan kapal biasanya pukul 10.00 -12.00. Setiba di pelabuhan Giliyang lanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 100 meter, gua Celeng pun sudah ada di depan mata. Tidak ada retribusi khusus untuk menikmati Gua Celeng ini, pengunjung hanya memberi dana seikhlasnya untuk operasional kebersihan kawasan wisata alam unik ini.

من المقطوع: surabaya.tribunnews.com/2014/12/26/sensasi-ngeleng-ke-gua-celeng
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: