Malang - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendapat hibah dari Border Gateway Protocol (BGP) Engineering Belanda untuk mengelola laboratorium gas methan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang Kota Malang. Hibah ini diberikan untuk membantu UMM mengembangkan manajemen sampah di Indonesia.
Menurut Rektor UMM Muhadjir Effendy, labolatorium gas methan di TPA Supit Urang adalah satu-satunya di Indonesia. UMM akan memakai laboratorium ini untuk pusat kursus profesional mengenai solid waste management. "Dengan adanya laboratorium ini, studi dan pengembangan manajemen sampah baik untuk lingkungan maupun kepentingan ekonomi akan semakin baik," katanya, Selasa (6/4).
BGP Engineering Belanda membangun Laboratorium gas metan pada 2007. Lokasinya di TPA Supit Urang, Kelurahan Mulyorejo, Kota Malang. Biaya pembangunan hampir Rp 2 miliar. Proyek ini akan menghasilkan sebanyak 1 juta ton gas methan lebih per tahun dengan kisaran harga sekitar Rp 200 ribu per ton.
Muhadjir menilai meski sangat prospektif untuk bisnis, UMM akan mengutamakan fungsi laboratorium sebagai pusat pembelajaran dan penelitian. Ia mempersilakan kalangan UMM dan pemerintah daerah dari seluruh daerah untuk memanfaatkan fasilitas ini. "Bagi UMM, yang terpenting penting adalah untuk kepentingan pendidikan dan penelitian."
BIBIN BINTARIADI