MALANG - Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Mohammad Sobri berhasil menciptakan makanan non rumput untuk kelinci. Ekstrak pakan kelinci tanpa rumput ini dikemas dalam bentuk biskuit. "Makanan ini cocok untuk kelinci hias maupun kelinci potong," kata Mohammad Sobri, Senin (9/8).
Sobri menamakan temuannya dengan Biskuit Kelinci (Bici). Menurutnya, Bici ternyata belum ada di Indonesia, bahkan dunia. Atas temuan ini, Sobri mendapatkan penghargaan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penemu formula makanan kelinci non rumput.
Keunggulan Bici adalah mempunyai kandungan gizi dan protein yang tinggi. Selain itu juga bisa mempercepat pertumbuhan, menekan mortalitas, dan membuat kotoran tidak berbau. Dagingnya aman untuk dikonsumsi, lebih empuk dan berkolagen rendah.
Sobri mencotohkan kelinci lokal yang mengkonsumsi Bici sudah bisa mencapai berat badan dua kilogram mski masih berusia 2,5 bulan. Sedangkan kelinci lokal yang menkonsumsi rumput biasa dengan usia enam bulan, berat badannya hanya dua kilogram.
Bahan Bici terdiri dari jagung, pollar, bungkil, bekatul, vitamin, mineral, anti oksidan, anti jamur, dan anti bakteri.
Bici saat ini sedang dalam proses dipatenkan. Sambil menunggu keluarnya hak paten, UMM memproduksi Bici secara komersial melalui CV University Farm. Menurut Direktur University Farm Machmudi, produksi awal sebagai sample dikemas dengan isi satu kilogram, dan dan 500 gram. Harganya, masing-masing Rp 25 ribu dan Rp 13 ribu. "Peminatnya cukup banyak," ujar Machmudi.
Penemuan Bici bermula dari pertanyaan mahasiswa mengenai penyebab tingginya angka kematian kelinci. Pertanyaan tersebut mendorong Sobri melakukan penelitian dan beternak kelinci. Dari beternak itulah, Sobri mengetahui bahwa kuran tersedianya makanan yang memenuhi gizi, dan kontrol kualitas pakan kelinci yang rendah menjadi penyebab kematian kelinci. "Kelinci tidak bisa makan rumput yang terlalu muda atau yang terlalu tua. Saya pun lantas melakukan penelitian," tutur Sobri. BIBIN BINTARIADI.