SURYA Online, BATU - Para relawan mengajak anak-anak korban Gunung Kelud di pengungsian Gedung Ganesha dan Gedung Kesenian Kota Batu untuk tertawa bersama. Para relawan yang sebagian besar dari kampus itu memberikan permainan ketangkasan kepada anak-anak.
Di Gedung Ganesha, anak-anak ini diminta untuk membentuk kotak, dengan satu relawan ada di tengah-tengah kota. lalu, relawan ini melakukan gerakan yang dicontoh oleh anak-anak pengungsi. Gerakan-gerakan ini membuat anak-anak itu tertawa bersama dengan anak-anak dari desa lain di Ngantang.
Sementara, di Gedung Ganesha para relawan melakukan hal yang sama kepada anak-anak pada sore hari. Di tempat pengungsian ini lebih meriah karena selain anak-anak dan para pengungsi dewasa juga dihibur oleh jaran kepang dan barongsai sejak pagi.
Menurut Koordinator Posko Ngaglik dan Wilayah Kerja Puskesmas Junrejo yang juga membawahi posko Gedung Kesenian, Drg kartika, cara bermain yang dilakukan oleh para relawan guna membuat anak-anak tidak lagi jenuh di tempat pengungsian.
“Saat ini, anak-anak masih gembira. Makanya, saya mengajak teman-teman kelas inspiratif untuk bermain bersama anak-anak di sini. Di sini (Gedung Kesenian) jumlahnya 140 anak,” kata Kartika ketika ditemui di posko Gedung Kesenian, Minggu (16/2/2014).
Kemungkinan, Kartika akan mendatangkan para psikolog untuk memberikan perlakuan kepada para pengungsi yang stress berat. Namun, hingga saat ini kondisi psikologi pengungsi masih normal. “Kalau ada psikolog yang suka rela memberikan bantuan ke sini, kami tambah senang,” katanya.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Batu, Eko Suhartono mengungkapkan, para relawan itu datang dari Universitas Brawijaya, para psikolog sendiri, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka Malang.
“Mereka membantu untuk memberikan ketenangan kepada anak-anak. Mereka melakukannya sejak hari kedua Gunung Kelud meletus,” ujar Eko.