SURYA Online, MALANG – Sikap menggurui ketika guru mengajar tidak cocok diterapkan pada siswa kelas akselerasi, meki metode menggurui ini sering kali masih dilakukan para guru di sekolah dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Ketua Pusat Layanan Psikologi (PLP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Siti Maimunah mengatakan, dalam kegiatan KBM di kelas akselerasi, para siswa harus diberi tantangan yang memungkinkan untuk berdebat.
Peran guru, lanjutnya, hanya untuk memancing siswa yang memiliki IQ di atas 130 ini untuk berdebat dengan siswa lainnya. “Tapi masih banyak di lapangan metode pengajarannya satu arah saja. Tidak hanya di Malang, tapi Jatim pada umumnya,” kata Maimunah saat memberikan sambutan pada acara Pelatihan Metode Pembelajaran bagi Guru-Guru Akselerasi se-Jatim, di Aula Bookstore UMM, Sabtu (1/2/2014).
Pelatihan ini baru kali pertama diadakan dan diikuti sekitar 50 guru SMP dan SMA di Jatim yang memiliki kelas akselerasi. Pada pelatihan ini, lanjut Maimunah, para guru akan dibekali metode pengajaran untuk siswa akselerasi, seperti cara membuat soal yang membutuhkan pemikiran mendalam.
“Bukan jumlah soalnya tapi tingkat kesulitasn soal itu. Para siswa ini biasanya memiliki cara yang beragam untuk memecahkan permasalahan sulit. Ini yang kami gali dari pelatihan ini,” sambungnya.
“Instrukturnya kami datangkan psikolog yang kompeten (Dr Indun Lestari Setyono) dan akan kami evaluasi secara berkala bagi para guru peserta pelatihan ini. Harapannya, para guru akan menularkan hasil yang mereka peroleh di pelatihan ini kepada koleganya yang lain,” ujar Maimunah.