SURYA Malang, MALANG - Pengamat militer asal Malang, Prof Dr Muhajir Effendy, menilai kemampuan perusahaan asal Malang, PT Sari Bahari, membuat rancang bangun peluru kendali Petir, sebagai momen penting dalam hal regulasi industri persenjataan.
Menurut Muhajir, sudah waktunya pemerintah membuat regulasi untuk mengatur industri yang sudah berkaitan erat dengan kerahasiaan Negara itu.
“Yang menarik, industri ini sudah melibatkan swasta. Ini bagus. Tapi masalahnya Indonesia belum punya aturan yang menjamin dan mengatur kaitannya dengan rahasia Negara, keamanan Negara dan perlindungan produsennya," kata Muhajir, saat dihubungi, Jumat (12/12/2014).
Ia mencontohkan, industri dan ahli militer di Amerika Serikat mendapat perlindungan langsung dari Negara.
“Seorang ahli pembuat teknologi senjata tertentu di Amerika bisa mendapat kawalan khusus dari CIA,” kata Muhajir.
Terkait kemampuan dan peran peluru kendali Petir yang akan segera diproduksi, Muhajir menilainya sebagai tambahan kekuatan pertahanan, tapi tidak terlalu strategis.
Pria yang tercatat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menyebut, dari daya jangkaunya yang sejauh 40 kilometer, Petir masih tergolong sebagai rudal jarak pendek.
“Rudal ini masih sejenis artileri, untuk bantuan tembakan, hanya saja sudah bisa dikendalikan. Belum bisa untuk kepentingan yang strategis. Kalau kita bisa membuat rudal sendiri dengan kemampuan jarak menengah sampai 280 km, baru memiliki peran strategis,” ujar dia.