|
Paul Souders/Corbis |
Alaska dan Kanada terus kehilangan populasi beruang kutub. Setidaknya sepanjang 1000 tahun ini, 40 persen populasi beruang kutub telah hilang.
Dituliskan dalam jurnal Ecological Application, sejumlah predator besar yang tinggal di Laut Beaufort bagian selatan telah merosot tajam. Di tahun 2001 terdapat 1.500 hewan, sedangkan pada 2010 hanya tersisa 900 ekor saja.
Walau demikian, para ahli belum mengetahui secara pasti ke-18 kelompok beruang kutub yang ada di Amerika, Kanada, Rusia, Greenland, Norwegia, dan Denmark.
Namun sembilan kelompok di Siberia bagian utara didapati, lima kelompok pada tahap aman, empat kelompok terancam punah, dan satu lainnya justru meningkat populasinya.
Seperti diketahui bahwa pemanasan global telah menyebabkan lapisan es di Laut Artik terus mencari. Ini pun menjawab pertanyaan mengapa ketinggian air laut terus meningkat. Sejak akhir 1970, lapisan es di Laut Artik terus mencair. Menurut NASA, tak tanggung-tanggung, 12 persen es di Artik menghilang tiap dekadenya dan semakin memburuk sejak tahun 2007 silam.
Peristiwa ini menyebabkan habitat beruang kutub terus menyusut. Mereka menggunakan lapisan es untuk mendekati mangsanya, yakni anjing laut. “Kalau pun ada anjing laut, namun beruang kutub tak dapat menjangkaunya,” ujar Jeff Bromaghin dari U.S. Geological Survey.
Tahun 2007, U.S Geological Survey memperkirakan jumlah beruang kutub akan terus menyusut karena kehilangan habitat dan kesulitan berburu mangsa.
Kesulitan menjangkau singa laut membuat beruang kutub mengubah ‘menu’ makanannya. Kini mereka mulai memangsa telur-telur angsa dan rusa kutub.
Menurut Bromaghin, beruang membutuhkan lemak sebagai sumber energi tidak cukup hanya mengonsumsi telur angsa maupun rusa kutub.
“Jika kita terus kehilangan jumlah es mengapung di kutub, maka kita juga akan kehilangan beruang kutub,” papar Bromaghin.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/11/es-mencair-sebabkan-beruang-kutub-sulit-mencari-mangsa