Saat ini hanya sekitar 5% warga Kuba yang memiliki akses internet, demikian menurut sebuah badan pemerhati internasional. |
Ilustrasi (Thinkstock) |
Iklim pembatasan jaringan internet yang sangat ketat di Kuba akan membaik dengan akses yang lebih luas, demikian pernyataan yang disampaikan Presiden Amerika Barack Obama dan ilmuwan Google dalam beberapa hari ini.
Saat ini hanya 5% warga Kuba yang memiliki akses internet, demikian menurut sebuah badan pemerhati internasional.
"Satu hal yang akan kami umumkan adlaah Google telah sepakat untuk mulai membuka lebih banyak akses wifi dan broadband di pulau ini," ujar Obama dalam wawancara dengan ABC News hari Minggu (20/3).
Wakil Presiden Google Vint Cerf Rabu lalu (16/3) menyampaikan pidato di hadapan para pejabat komunikasi Kuba dan lulusan ilmu komputer dalam sebuah symposium sains dan teknologi. Menurut Associated Press, dalam pidato itu Vint Cerf memusatkan perhatian pada sejarah internet yang ikut dikembangkannya. Namun ia tidak secara langsung menyebut soal perjanjian kersama Google dengan Kuba.
CEO Google Eric Schmidt pertama kali memimpin sekelompok kecil pejabat perusahaan itu ke Kuba pada Juni 2014 untuk mempromosikan pembukaan akses internet. Pada tahun yang sama perusahaan itu mendapat tempat pijakan di pasar Kuba dengan meluncurkan browser atau perambah Chrome dan program-program analitis.
Hari Senin (21/3) Google mengumumkan dalam blognya bahwa kini mereka bermitra dengan Museo Organico Romellio di Havana untuk menyajikan karya seniman Kuba Kcho. Instalasi seni itu akan mencakup produk-produk Google yaitu Cardboard dan Chromebooks.
Dalam konferensi pers bersama Presiden Kuba Raul Castro yang disiarkan televisi Senin siang, Presiden Obama mengatakan warga Kuba sulit mencapai keberhasilan "kecuali jika memiliki akses pada internet".