Peraih tiga gelar sarjana saat usia 11 tahun, Tanishq Abraham, ternyata tercatat sebagai pembicara paling muda di NASA, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat.
(Baca juga: Pada Usia 9 Tahun, Bocah Ini Sudah Mampu Jelaskan Partikel Tuhan)
Saat itu, ia berkesempatan berpidato 1,5 menit untuk memperkenalkan poster di konferensi Lunar Science Forum yang berlangsung 17-19 Juli 2012 di NASA Ames Research Center, California, AS.
Ketertarikannya pada bidang astronomi memang tinggi termasuk mengikuti perkembangan rencana penjelajahan ke Planet Mars.
Tanishq baru berusia sembilan tahun ketika wahana antariksa milik NASA, Curiosity, menemukan air (H2O), sulfur (S), dan klorin yang mengandung senyawa seperti perklorat (CIO4) dan klorometana (CH3CL) di planet Mars pada tahun 2012 lalu.
Di kanal YouTube yang dikelola radicalmedia.com, THNKR,Tanishq berkesempatan untuk berbicara soal hal tersebut melalui wawancara online dengan Direktur THNKR Danny Stolzman.
Tanishq mengatakan, penemuan tersebut sesungguhnya cukup membuatnya bahagia. Sebab, akan diperlukan banyak waktu, lanjut Tanishq, bila harus menemukan mikroba yang hidup ataupun kehidupan nyata (manusia) di planet Mars.
Penemuan metana di planet Mars dianggap cukup penting oleh Tanishq.
"Karena metana sebenarnya merupakan sumber energi dari sebagian mikroorganisme, dan seperti yang kita tahu, air itu penting bagi sebagian besar bentuk kehidupan. Satu di antara bagaimana metana diproduksi adalah melalui sebuah proses yang disebut metanogenesis. Dalam proses itu, karbon dioksida dan hidrogen menyatu dalam wujud air dan metana. Karbon dioksida telah ditemukan dalam atmosfer dan lapisan es planet Mars," jelas Tanishq.
Tanishq percaya bahwa ada kehidupan di planet Mars. Namun, yang dimaksud dengan 'kehidupan di Mars' bukanlah kehidupan manusia, melainkan kehidupan mikroorganisme.
Di akhir wawancara online, Danny bertanya kepada Tanishq apakah manusia perlu berangkat ke planet Mars ataukah cukup hanya robot (Curiosity) saja.
"Menurut saya, keduanya, mesin dan manusia, harus pergi bersama ke Mars. Manusia dapat melakukan sesuatu, sedangkan mesin dapat melakukan hal lainnya. Jadi, jika mereka bekerja sama untuk mencari kehidupan di Mars, maka itu akan lebih baik. Anda akan mendapat manfaat lebih banyak. Saya kira itulah yang harus NASA lakukan, mengirimkan manusia ke Mars, tetapi di saat yang sama, mengirimkan robot juga ke Mars," tutur Tanishq.
(Arief Kurniawan/sains.kompas.com)