VIVAnews - Peneliti telah mengungkapkan temuan yang mengejutkan. Ternyata, sumber masalah penyebaran virus HIV terletak pada pertahanan kekebalan pada jaringan usus.
Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh awal pada usus kemudian menyebabkan peradangan dan membunuh sel-sel kekebalan. Kesimpulan itu dihasilkan dari penelitian ilmuan Universitas Califronia Davis (UC Davis).
Melansir Science Daily, Senin 1 September 2014, dalam studi peneliti mengidentifikasi adanya sel khusus pada usus disebut sel Paneth sebagai sumber peradangan awal pada usus dengan memproduksi sitokin sel darah putih yang disebut interleukin-1 beta (IL-1β).
Untuk diketahui Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur kekebalan, peradangan dan hematopoesis.
Sementara fungsi sel itu adalah sebagai sensor awal datangnya virus HIV.
Sayangnya IL-1β menyebabkan kerusakan pada jaringan epitel usus, yang berfungsi menyediakan penghalang melindungi tubuh terhadap patogen.
"Penelitian kami telah mengidentifikasi sel Paneth sebagai sensor virus awal dalam usus yang dapat menyebabkan peradangan usus awal, menyebabkan kerusakan jaringan dan membantu menyebarkan infeksi virus. Temuan kami memberikan target potensial dan penanda biologi baru untuk intervensi atau menghalangi penyebaran awal infeksi virus," jelas Satya Dandekar, penulit utama studi dan Ketua Departemen Kedokteran Mikrobiologi dan Imunologi UC Davis.
Selama studi peneliti mendeteksi sejumlah kecil sel Paneth yang terinveksi simian immunodeficiency virus (SIV), sebuah retrovirus awal dari virus HIV. Pendeteksian itu dilakukan selama 2,5 hari.
Disebutkan respons peradangan melalui produksi IL-1β dimulai dari sel Paneth. Karena adanya kerusakan pada jaringan epitel berdampak pada respon sistem sel kekebalan.
"Epitel lebih dari penghalang fisik, jaringan ini mendukung sel-sel kekebalan dalam pertahanan mereka terhadap virus dan bakteri," tambah dia.
Peneliti juga menemukan penambahkan bakteri probiotik tertentu yaitu Lactobacillus plantarum, dalat menolong situasi gawat itu. Bakteri ini menghasilkan asam laktat di saluran pencernaan.
Bakteri Lactobacillus mengurangi IL-1β secara cepat, menyelesaikan peradangan dan mempercepat perbaikan dalam beberapa jam.
Peneliti mengatakan dengan memahami peran sel dan bakteri dapat meningkatkan pemahaman penyebaran virus HIV awal, peradangan ususu dan mengurangi komplikasi pada usus.
"Memahami peran itu jadi hal penting untuk pengembangkan terapi baru," ujar Lauren Hirao, penulis lain.