بيجاوان اللسانيات اندونيسيا تدعو الأكاديميين جامعة المحمدية مالانغ للحفاظ علي اللغة الاندونيسيه النحوي
Author : Humas | Tuesday, July 17, 2018 14:53 WIB
|
البروفيسور رستم ، وهو أحد حوار الخبراء في اللسانيات في اندونيسيا تحت عنوان براغماتية في ديناميات سوسيوكولار في عصر الإصلاح الصناعي في جامعه المحمدية مالانغ, الثلاثاء (17/7).
|
اللغة دائما تتطور يجعل واحده اجمه من العلم لم تنته للتعلم. للأستاذ. رستم, واحده من بيغاوان لسانيات اندونيسيا, علمت اللغة هناك ما من حد.
"دراسة لغة ليست كافيه أبدا في واحد الثانوية ، " ولدت في brebes.
في خضم انتشار خلق المحتوي باعتبارها واحده من المهن في هذا العصر الحديث ، ومحاضره جامعة سيمارانج الحكومية هذا الذكر ان اي شخص يعمل أو يدرس في مجال اللغات يجب ان نفهم اللغة بعناية.
ويقول الرئيس السابق لبرنامج دراسات التعليم والدراسات اللغوية التابع لجامعه الدولة في سيمارانج: "لكي يصبح مرتكبو الجرائم في الانضباط ليس فقط اللغة يتطلب فهم السياق ، ولكن يجب أيضا فهمه في قاعده القواعد النحوية".
وفي خطابه علي جدول اعمال حوار الخبراء حول موضوع براغماتية في ديناميات الثورة الصناعية في العصر الاقتصادي للثورة في قاعه مكتب الاداره العامة بجامعه المحمدية مالانغ الثلاثاء (17/7) ، عميد جامعه سيمارانج الجامعية الحكومية وهذا يوفر مثالا لمصطلح الخطا الذي غالبا ما يستخدم بدءا من الحدث علي المستوي الوطني إلى المساجد في القرى. المصطلح موجود في نص الصلاة يقرا "اغفر خطايانا ".
"هناك عبارة واحده ان العجوز بدا المستوي الوطني حتى منطقه القرية علي عبارة ' اغفر خطايانا ' ، " قال الرجل الذي استقبل مالوفه البروفيسور روس.
راية في العبارة يعني المغفرة من قبل الله نحن كافراد أو بشر علي الآثام التي كانت قد صنعت ، ليس ذنبنا بحيث التعبير يكون أكثر دقه إذا "اغفر لي لآثام التي كانت انا افعل ".
"إذا راجعنا مره أخرى ، فان العبارة الصحيحة هي" اغفر لي الخطايا التي قمت بها ".
الاضافه إلى مناقشه بعض المصطلحات الأقل دقه ، فان مؤلف القضايا العملية يدعو أيضا الأوساط الاكاديميه بأكملها إلى ان تحقق حقا الاستخدام الصحيح للغة. كما مينيجاساكان ان استخدام اللغة وفقا لقواعد النحو ، لن يجعل الاتصال يشعر قاسيه. سيؤدي ذلك إلى تجنب سوء الفهم.
"انه من الصعب جدا ان نتعلم العلم. ثم انه لأمر رائع جدا إذا استطعنا قهر اللغة نفسها ، "تابعت.
ويحظى وجود أحدي اللغات الاندونيسيه في الخبير المعني بتعليم اللغة الاندونيسيه ، براغماتية ، والمورفولوجيا ، وبناء الجملة ، بتقدير رئيس جامعه المحمدية مالانغ فوزان الموسعة. وقيل له أيضا ان المشاركين الذين حضروا العلم يمكن ان ياخذوا الكثير من هذا الحدث.
جميعكم الحاضرون هنا بحاجه ماسه لان تكونوا ممتنين نادرا جدا من الخبراء مثل البروفيسور روس الحاضر هذه المشاركة معرفتهم ، "بوضوح فوزان.
|
Prof. Rustono, salah seorang begawan linguistik Indonesia dalam Dialog Pakar bertema Pragmatik dalam Dinamika Sosiokultural di Era Reformasi Industridi UMM Selasa (17/7).
|
Bahasa yang selalu berkembang menjadikan salah satu rumpun ilmu ini tidak pernah selesai untuk dipelajari. Bagi Prof. Rustono, salah seorang begawan linguistik Indonesia, mempelajari bahasa tidak ada batasnya.
"Belajar tentang bahasa tidak pernah cukup dalam satu jenjang pendidikan," tutur pria kelahiran Brebes tersebut.
Di tengah maraknya pembuatan konten sebagai salah satu profesi di era modern ini, dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini menyebutkan bahwa siapapun yang bekerja atau belajar dalam lingkup bahasa harus memahami secara cermat bahasa tersebut.
"Menjadi pelaku dalam disiplin bahasa tidak hanya melulu membutuhkan pemahaman dari sisi konteks, namun juga harus dipahami dalam kaidah tata bahasa," ujar mantan Ketua Program Studi Pendidikan dan Bahasa Pascasarjana (PPs) UNNES ini.
Dalam paparannya pada agenda dialog pakar dengan tema Pragmatik dalam Dinamika Sosiokultural di Era Revolusi Industri di Aula BAU Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Selasa (17/7), Pembantu Rektor Bidang Akademik UNNES ini memberikan salah satu contoh kesalahan penggunaan istilah yang sering digunakan mulai dari acara tingkat nasional hingga masjid di desa-desa. Istilah tersebut ada pada teks doa yang berbunyi "Ampunilah dosa-dosa kami".
"Ada satu ungkapan yang kesalahannya mulai tingkat nasional hingga wilayah desa yakni pada ungkapan 'ampunilah dosa-dosa kami'," kata pria yang akrab disapa Prof Rus ini.
Menurutnya pada ungkapan tersebut berarti yang diampuni oleh Tuhan adalah kita sebagai individu atau manusia atas dosa-dosa yang telah diperbuat, bukan dosa-dosa kita sehingga ungkapan tersebut menjadi lebih tepat jika "ampunilah aku atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”.
"Jika kita telaah kembali, maka ungkapan yang benar adalah ‘ampunilah aku atas dosa-dosa yang telah aku perbuat’," terangnya.
Selain membahas beberapa istilah yang kurang tepat, penulis buku Pokok-pokok Pragmatik ini juga mengajak seluruh akademisi untuk benar-benar menyadari penggunaan bahasa yang benar. Ia pun menegasakan bahwa menggunakan bahasa sesuai dengan tata bahasa, tidak akan menjadikan komunikasi terasa kaku. Hal ini justru akan menghindari kesalahpahaman.
"Bahasa itu ilmu yang sangat sulit dipelajari. Maka merupakan hal yang sangat luar biasa jika kita bisa menaklukkan bahasa itu sendiri," lanjutnya.
Kehadiran salah satu pakar Bahasa Indonesia dibidang Pendidikan Bahasa Indonesia, Pragmatik, Sintaksis, dan Morfologi ini diapresiasi setinggi-tingginya oleh Rektor UMM Fauzan. Ia pun berpesan agar para peserta yang hadir dapat mengambil banyak ilmu dari acara ini.
"Anda semua yang hadir di sini sangat-sangat perlu bersyukur. Sangat jarang sekali pakar seperti Prof Rus ini hadir membagikan ilmunya," jelas Fauzan. (Nis/Sil)
|
Prof. Rustono, salah seorang begawan linguistik Indonesia dalam Dialog Pakar bertema Pragmatik dalam Dinamika Sosiokultural di Era Reformasi Industridi UMM Selasa (17/7).
|
Bahasa yang selalu berkembang menjadikan salah satu rumpun ilmu ini tidak pernah selesai untuk dipelajari. Bagi Prof. Rustono, salah seorang begawan linguistik Indonesia, mempelajari bahasa tidak ada batasnya.
"Belajar tentang bahasa tidak pernah cukup dalam satu jenjang pendidikan," tutur pria kelahiran Brebes tersebut.
Di tengah maraknya pembuatan konten sebagai salah satu profesi di era modern ini, dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini menyebutkan bahwa siapapun yang bekerja atau belajar dalam lingkup bahasa harus memahami secara cermat bahasa tersebut.
"Menjadi pelaku dalam disiplin bahasa tidak hanya melulu membutuhkan pemahaman dari sisi konteks, namun juga harus dipahami dalam kaidah tata bahasa," ujar mantan Ketua Program Studi Pendidikan dan Bahasa Pascasarjana (PPs) UNNES ini.
Dalam paparannya pada agenda dialog pakar dengan tema Pragmatik dalam Dinamika Sosiokultural di Era Revolusi Industri di Aula BAU Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Selasa (17/7), Pembantu Rektor Bidang Akademik UNNES ini memberikan salah satu contoh kesalahan penggunaan istilah yang sering digunakan mulai dari acara tingkat nasional hingga masjid di desa-desa. Istilah tersebut ada pada teks doa yang berbunyi "Ampunilah dosa-dosa kami".
"Ada satu ungkapan yang kesalahannya mulai tingkat nasional hingga wilayah desa yakni pada ungkapan 'ampunilah dosa-dosa kami'," kata pria yang akrab disapa Prof Rus ini.
Menurutnya pada ungkapan tersebut berarti yang diampuni oleh Tuhan adalah kita sebagai individu atau manusia atas dosa-dosa yang telah diperbuat, bukan dosa-dosa kita sehingga ungkapan tersebut menjadi lebih tepat jika "ampunilah aku atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”.
"Jika kita telaah kembali, maka ungkapan yang benar adalah ‘ampunilah aku atas dosa-dosa yang telah aku perbuat’," terangnya.
Selain membahas beberapa istilah yang kurang tepat, penulis buku Pokok-pokok Pragmatik ini juga mengajak seluruh akademisi untuk benar-benar menyadari penggunaan bahasa yang benar. Ia pun menegasakan bahwa menggunakan bahasa sesuai dengan tata bahasa, tidak akan menjadikan komunikasi terasa kaku. Hal ini justru akan menghindari kesalahpahaman.
"Bahasa itu ilmu yang sangat sulit dipelajari. Maka merupakan hal yang sangat luar biasa jika kita bisa menaklukkan bahasa itu sendiri," lanjutnya.
Kehadiran salah satu pakar Bahasa Indonesia dibidang Pendidikan Bahasa Indonesia, Pragmatik, Sintaksis, dan Morfologi ini diapresiasi setinggi-tingginya oleh Rektor UMM Fauzan. Ia pun berpesan agar para peserta yang hadir dapat mengambil banyak ilmu dari acara ini.
"Anda semua yang hadir di sini sangat-sangat perlu bersyukur. Sangat jarang sekali pakar seperti Prof Rus ini hadir membagikan ilmunya," jelas Fauzan. (Nis/Sil)
Shared:
Comment