Moskow (ANTARA News) - Pesawat yang membawa 28 warga negara Rusia, yang memutuskan meninggalkan Suriah di tengah meningkatnya kekerasan di negara yang dilanda perang itu, telah terbang dari ibu kota Lebanon, Beirut ke Moskow.

Rusia mengirim sebuah pesawat Yak-42 dan Il-76, yang dapat membawa total sekitar 100 penumpang, ke Timur Tengah pada Selasa untuk menerbangkan sekitar 80 warga negaranya keluar dari Suriah.

"Yak-42 telah terbang ke Moskow (dari Lebanon). Pesawat itu membawa 28 wanita dan anak-anak," kata juru bicara , Kementerian Situasi Darurat Rusia, Selasa malam.

RIA Novosti melaporkan pesawat tersebut akan tiba di Bandara Domodedovo Moskow, di mana para warga Rusia tersebut akan ditemui oleh tenaga medis, psikolog dan pejabat imigrasi.

Menurut Kedutaan Besar Rusia di Suriah, total 81 orang berada di daftar warga Rusia yang ingin pulang ke Rusia pada Selasa.

Kelompok itu termasuk perempuan Rusia yang telah menikahi pria Suriah, anak-anak mereka, dan suami yang telah memperoleh kewarganegaraan Rusia.

Bantuan transportasi datang sekitar sepekan setelah penutupan sementara Konsulat Jenderal Rusia di kota barat laut Suriah Aleppo, tempat pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak selama beberapa bulan.

Kedutaan Besar Rusia di Damaskus tetap dibuka, namun Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa pengurangan staf mungkin dilakukan.

Kedutaan mengatakan kepada RIA Novosti bahwa 8.008 warga negara Rusia terdaftar dalam daftar resmi.

Namun, sumber-sumber diplomatik telah memperkirakan bahwa ada sekitar 25.000 lebih perempuan Rusia menikah dengan pria Suriah dan tinggal di negara itu tanpa mendaftar di layanan konsuler Rusia.

Satu sumber kedutaan yang diwawancarai melalui telepon pada Selasa mengatakan pihaknya sulit untuk mengetahui persis berapa banyak warga Rusia yang berada di Suriah, karena sudah banyak yang telah meninggalkan negara itu.

Setidaknya 60.000 orang telah tewas di Suriah dalam konflik antara pasukan pemerintah dan pemberontak sejak Maret 2011, menurut perkiraan PBB yang disiarkan pada Januari.

Konflik juga telah memaksa sekitar 600.000 orang meninggalkan Suriah dalam ketakutan perang saudara yang berkepanjangan.