Dua orang guru perempuan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan nampak tengah mempelajari senapan serbu legendaris AK-47. Pemerintah Pakistan memutuskan untuk melatih para guru di negeri itu cara menggunakan senjata untuk mengantisipasi terjadinya serangan teroris. |
ISLAMABAD, KOMPAS.com - Serangan maut ke sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan yang menewaskan sedikitnya 145 orang bulan lalu menyisakan kepedihan mendalam bagi warga negeri itu khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak, ternyata di beberapa kawasan Pakistan yang bergolak tak berbeda dengan medan pertempuran lainnya.
Demi mengurangi kemungkinan terjadinya tragedi serupa, pemerintah Pakistan membuat inisiatif untuk mempersenjatai dan memberikan pelatihan tempur untuk para guru Pakistan khususnya di kota Peshawar.
Para pejabat di Peshawar, ibu kota provinsi Khyber Pakthunkhwa mengatakan, dengan pelatihan ini maka para guru diharapkan bisa menghadapi serangan teroris selama 10 menit pertama sambil menunggu datangnya bantuan.
"Kabinet provinsi memutuskan untuk memberi izin kepada para guru dan staf sekolah untuk menyimpan senjata mereka sehingga dalam keadaan darurat mereka bisa mempertahankan diri selama 10 menit pertama sambil menunggu bantuan aparat keamanan," kata Menteri Penerangan Khyber Pakhtunkhwa Mushtaq Ahmad Ghani.
Para guru yang dibagi dalam kelompok-kelompok beranggotakan delapan orang dilatih cara menggunakan berbagai senjata genggam dan senapan serbu legendaris Avtomat Kalashnikov atau lebih dikenal dengan nama AK-47.
Sebanyak 35.000 institusi pendidilan termasuk sekolah, akademi dan universitas di seluruh Khyber Pakhtunkhwa telah diminta untuk memperketat keamanan menyusul serangan maut pada 16 Desember itu.
Selain memberikan pelatihan tempur dan cara menggunakan senjata api, Menteri Ghani mengatakan pemerintah juga akan membangun tembok setinggi 2,5 meter di sekeliling sekolah-sekolah negeri.
Selain itu pemerintah juga akan menerbitkan kebijakan baru di mana warga sipil dengan pengalaman mengoperasikan senjata akan dilatih dan dibayar untuk menjaga berbagai institusi pendidikan.