Ilustrasi |
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Upaya China membangun pulau (reklamasi laut) "dapat merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas" di Laut China Selatan yang disengketakan. Demikian pernyataan bersama para pemimpin negara-negara Asia Tenggara yang sedang bertemu dalam sebuah pertemuan puncak di Malaysia, Senin (27/4/2015).
Pernyataan tersebut, yang belum dirilis untuk umum, disiapkan atas nama para pemimpin 10 anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (atau Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) yang sedang berkumpul di Kuala Lumpur, Malaysia untuk pertemuan tahunan.
"Kami berbagi keprihatinan serius yang diungkapkan beberapa pemimpin terkait reklamasi yang dilakukan di Laut China Selatan, yang telah mengikis kepercayaan dan keyakinan dan dapat merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas," kata pernyataan itu.
KTT pada Senin di Kuala Lumpur itu dibuka dalam susana keprihatinan menyusul sejumlah bukti baru dalam bentuk foto-foto satelit yang dirilis baru-baru ini yang menunjukkan skala reklamasi China di Laut China Selatan. Foto-foto itu menggambarkan armada kapal-kapal China menumpukan sejumlah besar pasir di terumbu karang rapuh yang juga diklaim Filipina.
Sejumlah negara anggota ASEAN yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei juga mengklaim sebagian wilayah laut itu, yang kaya akan cadangan energi, sumber daya perikanan, dan merupakan jalur penting bagi banyak perdagangan dunia. Namun Beijing mengklaim hampir semua wilayah itu, dan tindakan yang semakin berani untuk menegaskan klaimnya itu telah menyebabkan kekhawatiran akan dominasi China di jalur itu dan berpotensi memicu konflik bersenjata.