CANBERRA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Tony Abbott membuka kemungkinan Australia akan menambah jumlah personel militer negeri itu ke Irak, setelah Menteri Pertahanan AS menyatakan pasukan lokal kurang serius memerangi tentara kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Tentara ISIS beberapa bulan terakhir memang sudah berhasil menaklukan Irak, namun serangan ganda mereka terhadap Ramadi dan Kota Kuno Suriah Palmyra menjadi momentum penting kemenangan mereka di Irak.
Jatuhnya Ramadi, ibu kota provinsi terbesar Irak, Anbar, telah menimbulkan pertanyaan mengenai strategi yang diadopsi tidak hanya oleh Baghdad tapi juga Sashington DC, dalam memerangi ISIS.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter mengatakan kepada CNN bahwa kekalahan terburuk militer Baghdad dalam setahun terakhir ini tersebut seharusnya dapat dihindari.
"Apa yang tampaknya terjadi adalah tentara Irak tidak menunjukan keinginan mereka untuk memerangi tentara ISIS," katanya.
"Mereka tidak kalah dalam jumlah, tapi mereka sangat kalah dalam menghadapi pasukan lawan, dan mereka gagal untuk melawan dan malah menarik diri dari lokasi pertempuran," ujar Carter.
Australia saat ini telah mengirimkan 600 orang personel militernya untuk memerangi kelompok ISIS sebagai bagian dari "Operasi Okra". Selain itu terdapat 300 personel yang ditempatkan dalam gugus tugas Taji yang membantu melatih tentara Irak.
"Kekalahan serius di Ramadi ini menekankan bagaimana menantangnya tugas di Irak dan betapa sangat dibutuhkannya tugas tersebut," kata Abbott.
"Pasukan Irak yang paling dekat lokasi penempatannya dengan Ramadi dan telah menarik diri dari Ramadi adalah unit bentukan, yang ditujukan untuk melawan kelompok yang tidak terorganisir, adalah unit pada layanan Kontra Terorisme di Angkatan Bersenjata Irak yang selama ini kita dampingi dan bantu dalam penempatan militer kita sebelumnya di Bandara Internasional Baghdad," kata Abbott kepada wartawan di Canberra.
Tapi Abbott tidak menutup kemungkinan Australia akan memperkuat kontribusinya jika AS juga memutuskan akan meningkatkan komitmen militernya. "Amerika Serikat adalah jelas negara Barat terkemuka," kata Abbott.
"Kami tidak berharap Amerika Serikat untuk melakukan sesuatu yang memang perlu dilakukan dalam mempertahankan apa yang memang layak dilakukan di seluruh dunia ini sendirian dan karena itulah Australia telah lebih dari siap untuk menjadi mitra yang benar-benar dapat diandalkan oleh Amerika Serikat," ujar Abbott.
"Saya pikir dalam hal ini, seperti dalam banyak hal, dunia memang mengacu ke Amerika Serikat atas kepemimpinan," tambah dia.
"Seperti biasa, kami siap untuk bekerja dengan mitra dan sekutu kita, Amerika Serikat, Irak, mitra internasional dan regional kami yang lain, untuk melakukan apa yang kami bisa bantu lakukan," lanjut Abbott.
"Kontribusi yang dilakukan oleh Australia menurut saya sudah cukup besar," Abbott menegaskan.