Diguncang Panama Papers, PM Inggris Rilis Tagihan Pajak

LONDON – Kisah Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dengan Panama Papers berlanjut. Setelah akhirnya mengakui mengambil keuntungan senilai USD26.700 (setara Rp351,5 juta) dari perusahaan mendiang ayahnya, Ian Cameron, pria 49 tahun itu kini merilis surat pajak tahunan (SPT) pribadinya.

SPT tersebut berisi tagihan pajak Cameron selama enam tahun terakhir. Meski mengakui menerima uang dari perusahaan offshore milik mendiang ayahnya, kader Partai Konservatif itu menegaskan seluruh pajak terutang dari uang yang diterimanya sudah dibayar lunas.

Data juga mengungkapkan Cameron mendapatkan uang sebesar GBP200 ribu (setara Rp3,7 miliar) dari sang ibu pada 2011. Pria asal London itu tidak harus membayar pajak warisan jika sang ibu tetap hidup hingga 2018. Namun, tidak menutup kemungkinan uang tersebut berasal dari rekening perusahaan offshore.

David bersama istrinya, Samantha, telah menjual seluruh saham dari perusahaan Ian empat bulan sebelum dirinya menjadi Perdana Menteri pada 2010. Keduanya membayar saham seharga GBP12.497 (setara Rp231,5 juta) pada 1997 dan menjualnya seharga GBP31.500 (setara Rp583,6 juta). Cameron mengaku telah membayar seluruh biaya pajak penjualan sebelum naik jabatan.

Seperti diwartakan New York Times, Senin (11/4/2016), Cameron merilis dokumen pajaknya berdasarkan hasil audit firma RNS. Ia membayar sebesar GBP75.898 (setara Rp1,4 miliar) untuk pajak pendapatan pada tahun pajak terakhir. Cameron memperoleh pendapatan sebesar GBP200.307 (setara Rp3,7 miliar) sepanjang periode tersebut.

Nilai itu diperolehnya dari gaji sebagai PM sebesar GBP150.356 (setara Rp2,8 miliar), GBP46.899 (setara Rp869,3 juta) dari hasil sewa rumah pribadinya di London Barat selama dirinya tinggal di Downing Street No. 10, dan bunga bank senilai GBP3.052 (setara Rp56,6 juta) hasil tabungannya di sebuah bank.