Ilustrasi. |
JAKARTA - Kapal Indonesia Brahma 12 dibajak kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina pada 29 Maret 2016. Hingga kini, Pemerintah Indonesia dan Filipina terus berkoordinasi untuk membebaskan 10 WNI yang menjadi sandera.
Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen B Isletta mengatakan, perundingan dan upaya pembebasan terus berlangsung. Namun, Isletta tidak bisa memberikan informasi detail.
"Tentu saja upaya perundingan tetap dilaksanakan. Maaf saya tidak bisa membagikannya. Saya ingin membagikan, tapi Manila meminta saya tidak membagikannya," ujarnya saat ditemui media di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (7/4/2016).
"Saya akan memberikan apa yang dilakukan Manila nanti. Tapi, untuk saat ini saya tidak bisa," janjinya.
Kelompok Abu Sayyaf merupakan kelompok milisi yang biasa beroperasi di Filipina. Belakangan ini, terus mengembangkan jaringannya. Kelompok tersebut juga dianggap bertanggung jawab terhadap berbagai peristiwa kekerasan.