Investigator 90 Persen Yakin Jet Rusia Jatuh karena Bom

Author : Administrator | Monday, November 09, 2015 10:49 WIB
Adapun penyelidik Inggris -yang meneliti penyebab jatuhnya pesawat Rusia di Sinai- meyakini bahwa sebuah bom diletakkan di dalam pesawat sebelum lepas landas.

 

KAIRO, KOMPAS.com — Para investigator atau penyidik kecelakaan pesawat penumpang Rusia di Sinai, Mesir, yakin 90 persen bahwa suara yang terdengar pada detik terakhir di kotak hitam merupakan ledakan yang disebabkan bom. 

Seorang anggota tim investigasi kecelakaan tersebut mengemukakan hal itu kepada kantor berita Reuters, Minggu (8/11/2015).

Pesawat Airbus A321 yang dioperasikan maskapai penerbangan Rusia, Metrojet, jatuh 23 menit setelah lepas landas dari resor wisata Sharm al-Sheikh di Mesir delapan hari lalu dalam penerbangan menuju St Petersburg. Kecelakaan itu menewaskan semua 224 penumpang dan awak. 

Kelompok militan Negara Islam atau ISIS yang sedang berperang dengan pasukan keamanan Mesir di Sinai mengatakan, merekalah yang menjatuhkan pesawat tersebut. Namun, kelompok itu tidak menjelaskan bagimana mereka melakukan hal tersebut.

"Indikasi dan analisis sejauh ini atas suara di kotak hitam menunjukkan bahwa itu bom," kata anggota tim investigasi Mesir itu, yang meminta namanya tidak disebutkan karena sensitivitas persoalan. "Kami 90 persen yakin bahwa itu bom."

Komentarnya itu mencerminkan tingkat kepastian yang lebih tinggi tentang penyebab kecelakaan ketimbang yang telah disampaikan secara terbuka oleh komite penyelidikan.

Pemimpin penyidikan kecelakaan tersebut, yaitu Ayman al-Muqaddam, mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pesawat naas itu tampaknya telah pecah di udara saat sedang diterbangkan dengan sistem auto-pilot. Ia juga menambahkan bahwa suara terdengar pada detik terakhir rekaman di kokpit. Namun, dia mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang mengapa pesawat itu jatuh.

Konfirmasi bahwa militan telah menjatuhkan pesawat itu bisa berdampak buruk pada industri pariwisata yang menguntungkan Mesir, yang telah menderita karena kekacauan politik bertahun-tahun dan pekan lalu terpukul saat Rusia, Turki, dan beberapa negara Eropa menghentikan penerbangan ke Sharm al-Sheikh dan tujuan lainnya di Mesir.

Hal itu juga dapat menandai strategi baru kelompok ISIS yang telah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.

Ketika diminta untuk menjelaskan sisa keraguannya yang 10 persen, penyidik itu enggan menjelaskan. Namun, Muqaddam mengutip sejumlah kemungkinan lain ketika memberi keterangan pada hari Sabtu, antara lain ledakan karena bahan bakar, kerapuhan logam pesawat, atau baterai lithium yang overheating.

Dia mengatakan, puing-puing pesawat tersebar di atas area 13 kilometer yang sesuai dengan (kemungkinan) ledakan di dalam pesawat.

من المقطوع: http://internasional.kompas.com/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: