Gambar yang diambil dari sebuah video propaganda yang diunggah ISIL, Rabu (11/6/2014), diduga memperlihatkan kaum militan ISIL berkumpul di sebuah lokasi yang tidak diketahui di Provinsi Nineveh, Irak. |
WASHINGTON, KOMPAS.COM - Sejumlah pejabat Irak secara pribadi telah meminta pemerintahan Presiden Barack Obama untuk melancarkan serangan udara terhadap kaum militan di negara itu, kata seorang pejabat Barat, Rabu (11/6/2014).
Pejabat yang tidak mau disebut namanya itu, kepada kantor berita AFP, mengatakan bahwa pemerintahan Obama sedang mempertimbangkan sejumlah kemungkinan tawaran bantuan militer kepada Baghdad, termasuk serangan dengan pesawat tak berawak. Namun Bagdad belum merumuskan permintaan resmi, kata seorang pejabat pertahanan AS.
Dihadapkan dengan serangan spektakuler kelompok militan Negara Islam Irak dan Levant (Islamic State of Iraq and the Levant/ISIL) di Mosul dan perebutan wilayah yang semakin besar di Irak utara dan utara-tengah, Washington berkomitmen untuk "bekerja sama dengan pemerintah Irak dan para pemimpin di seluruh Irak guna mendukung pendekatan terpadu terhadap agresi ISIL," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, kepada wartawan.
Menurut Psaki, pemerintahan Obama sudah lama memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh kaum militan yang sekarang mengarah ke Bagdad.
Seorang pejabat AS mengatakan, pemerintahan Obama sedang mempertimbangkan untuk mengirim "lebih banyak persenjataan" ke Irak setelah ISIL merebut kota Mosul dan Tikrit. Namun saat ini tidak ada rencana untuk kembali mengirim tentara AS ke Irak, di mana sekitar 4.500 tentara AS tewas dalam konflik sengit di negara itu.
AS telah mempercepat pengiriman senjata ke Irak tahun ini dan menggenjot pelatihan pasukan keamanan Irak, sementara Kongres mempertimbangkan permintaan bantuan lanjutan sebesar satu miliar dollar AS dalam bentuk bantuan militer.
Januari lalu, Washington menjual 24 helikopter serang Apache ke Bagdad, serta sekitar 300 rudal anti-tank Hellfire dan dua dari sekitar 36 pesawat tempur F-16, kata seorang juru bicara Pentagon. Beberapa dari senjata itu telah diserahkan dan yang lain akan dikirimkan dalam beberapa bulan mendatang.
Bantuan baru senilai satu miliar dollar itu mencakup provisi bagi sekitar 200 kendaraan Humvee dan 24 pesawat AT-6C Texan II, tetapi mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan persetujuan anggota parlemen.
Sejak pasukan AS meninggalkan Irak pada akhir 2011, Washington telah memberikan bantuan pelatihan kepada militer Irak untuk misi kontraterorisme, termasuk di Yordania sejak awal tahun ini.