Warga menangis ketika mengetahui kerabatnya menjadi korban usai militer Rusia melancarkan serangan lewat udara di kota Maaret al-Naaman, Suriah, Rabu (7/10/2015). (REUTERS/Khalil Ashawi) |
VIVA.co.id - Iran akan diundang untuk pertama kalinya untuk pertemuan internasional dengan Amerika Serikat dan Rusia mengenai konflik Suriah.
Juru bicara Departemen Dalam Negeri AS, John Kirby, mengatakan belum ada kejelasan apakah pemimpin Iran akan menghadiri pembicaraan yang akan diadakan di Wina, akhir pekan ini.
Pemberitahuan disampaikan Kirby kepada wartawan, Selasa, 28 Oktober 2015. Ia berharap Iran memenuhi undangan tersebut dan datang ke Wina.
"Mereka akan datang atau tidak, itu terserah pada pemimpin Iran," kata Kirby seperti dikutip dari BBC, Rabu, 28 Oktober 2015.
"Sangat penting bagi kami bahwa partner kunci ada saat pembicaraan, mereka bisa menjadi partner kunci, namun sekarang belum."
Utusan utama dari AS, Rusia, Arab dan Eropa dikabarkan telah memastikan untuk hadir. Barat, yang selama ini mendukung Suriah dan koalisi Arab telah lama memilih berlawanan dengan Iran dalam perang Suriah.
Iran memiliki cara yang berbeda dengan AS dan koalisi Arab untuk menyelesaikan konflik Suriah. Iran selalu mengatakan, konflik Suriah adalah masalah internal dan Bashar al Assad harus dilibatkan.
Namun AS dan koalisi Arab justru menganggap Bashar adalah sumber masalah di Suriah, sehingga Bashar harus turun dari jabatan Presiden untuk membuat konflik selesai.
Akhir September lalu, Rusia menyatakan dukungannya untuk Iran. Dengan dalih memerangi ISIS, Rusia ikut masuk dalam kancah perang di Suriah. Namun AS dan koalisinya mengatakan, Rusia bukan memerangi ISIS, namun memerangi Suriah.
Namun sikap Rusia yang tak ambil peduli membuahkan pembicaraan dan kesepakatan dengan AS. Kedua negara besar ini sepakat mengatur serangan udara dan membicarakan konflik Suriah. (ase)