Iran "memobilisasi" perang cyber lawan Barat pascaserangan Stuxnet
Author : Administrator | Friday, April 27, 2012 11:27 WIB
|
Serangan cyber - ilustrasi (ANTARANews/Ardika) |
Washington (ANTARA News ) - Iran sibuk memperoleh pengetahuan teknis untuk melancarkan serangan cyber yang secara potensial melumpuhkan terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, kata para pakar dalam dengar pendapat kongres Kamis, mendesak AS untuk meningkatkan langkah-langkah pertahanannya.
"Lebih dari tiga tahun belakangan, rezim Iran telah menginvestasikan dalam jumlah besar baik dalam kemampuan pertahanan maupun penyerangan di ruang cyber," kata Ilan Berman, wakil presiden Dewan Kebijakan Luar Negeri Amerika.
"Sama signifikannya, para pemimpinnya kini nampaknya semakin memandang perang cyber sebagai kesempatan beraksi yang potensial melawan Amerika Serikat," katanya kepada subkomite Keamanan Dalam Negeri DPR.
Patrick Meehan, ketua komite Republikan, juga menyatakan kewaspadaan menyangkut ancaman keamanan cyber yang ditimbulkan Iran terhadap negara-negara barat.
"Saat program nuklir terlarang Iran terus membakar ketegangan antara Tehran dan Barat, saya terkesima dengan kemunculan kemungkinan kesempatan serangan lain berasal dari Iran -- kemungkinan bahwa Iran bisa melakukan serangan cyber terhadap dalam negeri AS," katanya.
Legislator Republikan itu mengatakan Tehran dilaporkan telah menginvestasikan 1 miliar dolar guna meningkatkan kemampuan cyber, dan diyakini oleh sejumlah analis menjadi pelaku kejahatan serangan-serangan belakangan ini terhadap organisasi-organisasi baru.
"Iran secara sangat terang-terangan menguji kemampuan cybernya di kawasan itu dan, pada waktunya, akan memperluas jangkuannya," kata Meehan memperingatkan.
Dia menambahkan bahwa dia telah menyimpulkan sesudah konsultasi dengan para mitra AS-nya di Timur Tengah bahwa "Iran adalah aktor yang paling merusak dan ganas di kawasan itu dan akan terus menimbulkan rasa benci Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kami -- terutama negara Israel."
Meehan mengingat kembali testimoni Senat awal tahun ini dari Direktur Intelijen Nasional James Clapper yang bersaksi bahwa operasi intelijen Iran terhadap Amerika Serikat termasuk kemampuan cyber, "telah meningkat secara dramatis tahun-tahun belakangan ini baik kedalaman maupun kompleksitasnya."
Para pakar panelis itu mengatakan keinginan Iran untuk membidik Amerika Serikat kemungkinan didorong keinginan untuk membalas dendam sesudah serangan worm Stuxnet 2010 yang melumpuhkan sentrifugal Iran yang digunakan untuk memperkaya uranium, menimbulkan kemunduran besar bagi program nuklir Iran.
Tak seorang pun telah mengaku bertanggung jawab atas serangan ini meskipun spekulasi telah mengarah pada Israel dan Amerika Serikat.
Stuxnet dan serangan-serangan cyber serupa yang diduga dilancarkan terhadap Iran oleh Barat kemungkinan telah memperkeras keputusannya untuk melancarkan serangan cyber versinya sendiri, kata para pakar.
"Bagi rezim Iran kesimpulannya jelas. Perang dengan Barat, paling tidak di medan cyber, telah dimasuki, dan rezim Iran sedang memobilisasi balasannya," kata Berman. (K004)
من المقطوع: http://www.antaranews.com
Shared:
Comment