Jaksa Agung AS Jeff Sessions.
Harian itu mengabarkan, Session dua kali bertemu dengan duta besar Rusia di Washington DC tahun lalu dan fakta itu kontradiktif dengan keterangan yang dia berikan di hadapan Senat pada Januari.
Gedung Putih langsung menyebut laporan The Washington Post itu serangan dari Partai Demokrat sekaligus membenarkan pertemuan itu tapi menegaskan Session tak membuat kesalahan.
"Saya tak pernah bertemu dengan pejabat Rusia untuk membahas isu-isu kampanye. Saya tak tahu dari mana tuduhan itu berasal.
Namun dengan penyelidikan skandal yang melibatkan badan-badan intelijen, departemen kehakiman, dan empat komite kongres, Partai Demokrat mendesak agar Session mengundurkan diri dalam masa penyelidikan ini.
Partai Demokrat juga meminta agar Kongres menunjuk penyidik independen untuk mengawasi penyidikan ini.
Harian The Washington Post sebelumnya mengabarkan bahwa Session, senator yang menjadi penasihat Trump untuk kebijakan luar negeri, bertemu Dubes Sergey Kislya pada Juli dan September tahun lalu.
Namun, dalam sidang dengan komite kehakiman senat pada 10 Januari lalu, dia mengaku tak mengetahui adanya kontak antara anggota tim kampanye Trump dengan Rusia.
"Saya tak pernah berkomunikasi dengan Rusia," ujar Session yang sebelum memberikan keterangan sudah disumpah terlebih dahulu.
Seorang pejabat Gedung Putih yang tak mau disebut namanya mengatakan, laporan itu merupakan serangan terhadap pemerintah.
"Ini adalah serangan terbaru terhadap pemerintahan Trump dari politisi Demokrat," kata pejabat itu.
"Session bertemu dengan dubes Rusia dalam kapasitasnya sebagai anggota komite angkatan bersenjata Senat, yang sepenuhnya sesuai dengan keterangan yang diberikannya," tambah dia.
| Editor | : Ervan Hardoko |
| Sumber |
: AFP, |
