Korban ledakan bom bunuh diri di masjid Kuwait dievakuasi (AFP) |
Kuwait City - Otoritas Kuwait menahan 60 orang karena dicurigai terlibat pendanaan untuk militan Suriah. Sebuah kantor yayasan setempat juga ditutup terkait tuduhan yang sama.
Penahanan ini terjadi setelah ledakan bom bunuh diri mengguncang masjid Syiah di Kuwait City pada Jumat (26/6) lalu, saat salat Jumat berlangsung. Otoritas Kuwait meningkatkan keamanan di wilayahnya setelah tragedi yang menewaskan 27 orang, termasuk pengebom bunuh diri.
Surat kabar setempat berbahasa Arab, al-Qabas mengutip sumber keamanan yang menyebut 60 orang termasuk warga Kuwait dan beberapa warga Negara Teluk lainnya ditangkap oleh dinas keamanan Kuwait. Demikian seperti dilansir Reuters, Selasa (30/6/2015).
Dilaporkan al-Qabas, beberapa orang yang ditangkap diketahui pernah berkomunikasi dengan militan Sunni maupun tersangka kelompok ekstremis lainnya. Namun al-Qabas tidak menjelaskan lebih lanjut kelompok militan atau ekstremis yang dimaksud.
Di antara puluhan orang yang ditahan ini, sekitar 5 orang di antaranya diyakini terlibat dalam serangan bom bunuh diri pada Jumat (26/6) lalu. Kelima orang ini mengaku menerima bantuan dana dari luar negeri untuk melakukan serangan bom terhadap tempat-tempat ibadah di Kuwait.
Surat kabar al-Qabas tidak menyebut identitas kelima orang yang dimaksud. Namun Kementerian Dalam Negeri Kuwait sebelumnya telah mengumumkan penangkapan sopir yang mengantarkan pelaku, warga negara Arab Saudi bernama Fahd Suliman Abdul-Muhsen al-Qabaa. Juga menangkap pemilik mobil yang digunakan pelaku dan pemilik rumah yang menjadi tempat persembunyian sang sopir usai serangan terjadi.
Surat kabar Kuwait lainnya, al-Rai melaporkan, Kementerian Tenaga Kerja dan Urusan Sosial Kuwait menutup secara permanen kantor yayasan Fahd al-Ahmed pada Minggu (28/6) karena berulang kali melakukan pelanggaran, meskipun sudah ada peringatan dari otoritas setempat.
Mengutip sumber dari kementerian tersebut, surat kabar al-Rai melaporkan bahwa pemerintah berulang kali meminta yayasan itu untuk mematuhi aturan bahwa bantuan untuk Suriah harus dikumpulkan melalui jalur-jalur resmi. Bantuan untuk Suriah dikhawatirkan akan diselewengkan untuk militan di sana.
Terlepas dari itu semua, Wakil Menteri Keuangan AS untuk Urusan Intelijen Keuangan dan Terorisme, David Cohen menyebut Kuwait sebagai pusat dan sumber penggalangan dana bagi kelompok teroris di Suriah.
(nvc/ita)