Presiden AS Barack Obama saat memberikan pernyataan di Gedung Putih, Sabtu (9/8/2014) terkait krisis di Irak. |
WASHINGTON, KOMPAS.COM - Presiden Barack Obama, Selasa (2/9/2014), memerintahkan sekitar 350 tentara AS ke Bagdad untuk melindungi fasilitas diplomatik dan para staf Amerika di ibukota Irak itu, kata Gedung Putih.
Pengumuman tersebut muncul beberapa jam setelah Negara Islam atau yang lebih dikenal sebagai ISIS merilis sebuah video terbaru yang menunjukkan seorang militan bertopeng dengan aksen Inggris memenggal satu lagi wartawan AS yang selama ini disekap kelompok itu. Kelompok militan Sunni tersebut telah mendeklarasikan "kekhalifahan" Islam di wilayah yang berada dalam kekuasaannya di Irak dan Suriah, setelah merebut banyak wilayah kaum Arab Sunni di Baghdad utara dan kemudian menyerbu wilayah kaum minoritas Kristen dan Yazidi.
AS telah melancarkan serangan udara terhadap posisi ISIS di Irak dan punya ratusan personel untuk menjaga keamanan fasilitas diplomatiknya di Irak.
"Presiden beri wenang kepada Departemen Pertahanan untuk memenuhi permintaan Departemen Luar Negeri bagi sekitar 350 tambahan personel militer AS guna melindungi fasilitas diplomatik dan personel kami di Baghdad, Irak," kata pernyataan Gedung Putih. "Kami (juga) akan terus mendukung upaya pemerintah Irak untuk melawan ISIS, yang menimbulkan ancaman tidak hanya bagi Irak, tetapi juga wilayah yang lebih luas di Timur Tengah dan para personel serta kepentingan AS di wilayah ini."
Obama, yang sedang dalam perjalanan ke Estonia dan pertemuan puncak NATO di Wales, "akan berkonsultasi pada minggu ini dengan para sekutu NATO tentang tindakan tambahan yang bakal diambil terhadap ISIS dan mengembangkan koalisi internasional berbasis luas untuk menerapkan strategi yang komprehensif untuk melindungi rakyat kami dan untuk mendukung mitra kami dalam memerangi ISIS, "kata pernyataan itu.