Obama: Rakyat AS Sudah Lelah dengan Perang

Author : Administrator | Wednesday, May 02, 2012 13:23 WIB
Presiden AS Barack Obama berpidato di Bagram, Afganistan, 2 Mei 2012 (REUTERS/Kevin Lamarque)

VIVAnews - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyadari bahwa rakyatnya sudah lelah dengan perang. Maka, dia mengulangi komitmen memulangkan para tentara AS dari Afganistan pada 2014 setelah mereka berperang selama lebih dari sepuluh tahun di sana.

Janji itu diutarakan Obama dalam pidato yang disiarkan langsung dari pangkalan militer AS di Bagram, Afganistan, 2 Mei waktu setempat. Obama, untuk kesekian kali, mengadakan kunjungan dadakan ke Afganistan untuk bertemu dengan para tentara AS sekaligus menyepakati perjanjian baru dengan pemerintah setempat.

"Saya sadar bahwa banyak warga Amerika yang sudah lelah dengan perang. Namun kita harus menyelesaikan tugas yang kita mulai di Afganistan dan mengakhirinya secara bertanggung jawab," kata Obama dalam pidato yang disiarkan untuk jaringan televisi di Amerika.

Demi pertimbangan keamanan, Obama tidak berlama-lama di Afganistan. Beberapa jam setelah Obama meninggalkan negeri itu pada Rabu dini hari waktu setempat, muncul insiden bom bunuh diri di Kabul yang menewaskan sedikitkan enam orang.

"Para warga Amerika, kita telah menempuh lebih dari satu dekade di bawah awan gelap perang. Namun di sini, di langit Afganistan pada dini hari, kita bisa melihat cahaya yang muncul pada hari yang baru," kata Obama saat mengawali pidato.

"Saat kita bangkit dari dekade konflik di luar negeri dan krisis ekonomi di dalam negeri, maka sudah saatnya mewujudkan Amerika yang baru. Peran dimulai di Afganistan dan kita akan mengakhirinya di sini," lanjut Obama.

AS dengan dukungan para sekutunya di NATO menginvasi Afganistan tak lama setelah tragedi serangan teror di Negeri Paman Sam pada 11 September 2001. Rezim Taliban dan jaringan teroris al-Qaeda berhasil mereka singkirkan dari kekuasaan, namun dengan mengorbankan hampir 3.000 nyawa tentara AS dan NATO dan lebih banyak lagi warga sipil Afganistan yang tewas.

Selama sekitar enam jam di Afganistan, Obama pun bertemu dengan Presiden Hamid Karzai. Mereka menyepakati suatu kemitraan strategis yang menjamin AS tetap membantu Afganistan untuk jangka panjang walau akan memulangkan pasukannya dari sana pada 2014.  

Namun perjanjian itu tidak secara rinci menyebut berapa banyak personel militer AS yang bertugas di Afganistan untuk membantu penegakan keamanan, termasuk dalam menjalankan operasi khusus.

Negosiasi perjanjian ini memakan waktu berbulan-bulan hingga muncul beberapa kompromi penting. AS menyetujui tuntutan Karzai agar menyerahkan kendali atas penjara-penjara milik Amerika di sana kepada otoritas Afganistan. Di sisi lain, Kabul memberi izin kepada Washington menjalankan operasi militer di malam hari, namun tetap melibatkan aparat keamanan lokal. (umi)

من المقطوع: http://dunia.vivanews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: