Kini sudah ada 17,5 juta warga di Zona Euro menganggur (Ilustrasi: Warga Italia lagi bersedih)
|
VIVAnews -Negara-negara kelompok pengguna euro (zona euro) bisa kehilangan banyak lapangan kerja lagi dalam empat tahun mendatang. Situasi ini terjadi bila mereka hanya terpaku pada program penghematan mengatasi krisis utang.
Demikian ungkap Organisasi Pekerja Internasional (ILO), yang dikutip stasiun berita BBC 11 Juli 2012. Jumlah pekerjaan yang berpotensi hilang di 17 negara zona euro itu, menurut perhitungan ILO, sebesar 4,5 juta.
Dengan demikian, tingkat pengangguran di zona euro bisa bertambah menjadi 22 juta jiwa. Organisasi internasional di bawah naungan PBB itu menyatakan zona euro jangan lagi terpaku pada program penghematan untuk atasi krisis keuangan. Perlu ada kebijakan yang bisa menumbuhan lapangan kerja.
"Selama belum ada langkah-langkah meningkatkan investasi ekonomi riil, krisis akan bertambah buruk dan pemulihan sektor tenaga kerja tidak akan pernah mulus," kata Direktur Jenderal ILO, Juan Somavia. Menurut ILO, program penghematan ketat yang berlangsung lama justru telah memakan korban para kaum muda yang masuk angkatan produktif.
Menurut Eurostat, tingkat pengangguran di zona euro Mei lalu mencapai 11 persen. Secara keseluruhan, 17,56 juta warga di zona euro tengah menganggur. Ini merupakan level tertinggi sejak Eurostat mendata tingkat pengangguran pada 1995.
Spanyol merupakan negara zona euro yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi. Satu dari empat warga di Negeri Matador itu tengah menganggur. Sementara itu, tingkat pengangguran kaum muda di zona euro Mei lalu sebesar 22,6%. Ini berarti 3,4 juta warga berusia di bawah 25 tahun berstatus penganggur.
ILO mewanti-wanti bahwa krisis di zona euro ini bisa berdampak luas. "Tidak hanya zona euro saja yang bermasalah, ekonomi global secara keseluruhan berisiko tertular," ujar Somavia.