Paus Benediktus XVI (kiri) temui ulama Lebanon di Beirut, 14 September 2012
|
VIVAnews – Para pemimpin dunia terkejut mendengar Paus Benediktus XVI hendak meletakkan jabatannya pada 28 Februari 2013. Mereka melontarkan kekagetannya tak lama setelah juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengumumkan keputusan Paus itu, Senin kemarin.
Seperti dilansir abs-cbnnews, Senin 11 Februari 2013, pemimpin negara Jerman dan Perancis langsung merespons rencana pengunduran diri Paus berusia 85 tahun itu. Paus memutuskan untuk mundur karena faktor usia yang telah senja.
Presiden Perancis Francois Hollande menghormati keputusan Paus untuk mundur dari jabatannya. Pernyataan senada juga datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel menaruh rasa hormat besar atas keputusan sulit Paus asal Jerman tersebut. “Dia akan tetap dikenang sebagai salah satu pemikir religius dunia di zaman kita,” kata Merkel.
Sebelumnya, juru bicara Merkel mengatakan Paus berhak menerima penghargaan setelah hampir delapan tahun mengabdi untuk gereja dan umat Katolik di seluruh dunia. “Dia telah meninggalkan jejak pribadi di gereja sebagai pemikir dan pelindung umat,” ujar juru bicara Merkel.
Sementara itu David Cameron, Perdana Menteri Inggris – negara di mana pemeluk Katolik adalah minoritas dibanding Anglikan, mengatakan Paus XVI akan dikenang sebagai pemimpin spiritual bagi jutaan orang di seluruh dunia. “Dia tidak pernah lelah untuk mempererat hubungan Inggris dengan Keuskupan,” kata Cameron.
Kepala Gereja Katolik Polandia, Uskup Wojciech Polak, mengatakan pengunduran diri Paus Benediktus mengejutkan seluruh rakyat Polandia. Menurut Uskup Polak, Paus telah melakukan refleksi mendalam atas keputusan yang diambilnya kemarin.
“Paus Benediktus XVI sebelumnya pernah bertanya kepada dirinya sendiri apakah di usia senja seperti saat ini, dia tetap memiliki kekuatan untuk memenuhi kewajibannya dengan baik sebagai penerus Santo Peter,” kata Polak.
Kepala Pendeta Israel, Yona Metzger, memuji Paus Benediktus XVI yang telah berhasil mempererat tali hubungan antara kaum Yahudi dengan umat Kristiani yangn telah membantu mengurangi sikap anti-semitik di seluruh dunia.
“Selama dia menjabat, hubungan antara Kepala Pendeta Yahudi dan Gereja, kemudian kaum Yahudi dengan Kristen, menjadi sangat dekat yang berdampak pada penurunan tindakan anti-semitik di seluruh dunia,” ujar juru bicara Metzger. Ia berharap hal yang sama akan dilakukan oleh pengganti Paus kelak.
Selama menjabat sebagai pemimpin bagi lebih dari 1,1 miliar umat Katolik di seluruh dunia, Paus Benediktus XVI telah melakukan perjalanan ke luar negeri sebanyak 24 kali sejak dilantik pada tahun 2005. Menurut situs resmi Vatikan, tempat-tempat yang pernah dikunjungi Paus antara lain Meksiko, Benin, Sydney, dan Brasil.
Dalam perjalanan terakhirnya mengunjungi Lebanon bulan September 2012, Paus menyerukan perdamaian di Timur Tengah dan mendorong otoritas berkuasa di sana untuk mengakhiri distribusi senjata kepada pihak yang bertikai dalam perang saudara di Suriah. (ren)