Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn yang telah ditetapkan sebagai pengganti Raja Thailand Bhumibol yang wafat pada usia 88 tahun, memberi banyak perhatian kepada masyarakat minoritas Muslim di selatan, menurut akademisi setempat.
Thailand menetapkan duka resmi selama satu tahun setelah raja terlama di dunia, Bhumibol, yang bertahta selama 70 tahun, meninggal Kamis (13/10).
Vajiralongkorn, 64 tahun, sendiri menyatakan meminta waktu untuk berduka sebelum dinobatkan sebagai raja.
Ahmad Umar, wakil rektor Universitas Fatoni, Patani, Thailand selatan mengatakan Putra Mahkota Vajiralongkorn memberikan perhatian yang lebih kepada masyarakat minoritas di selatan.
"Beliau banyak memberi perhatian pada masyarakat Islam, mengenai banyak hal dan memberi perhatian dan sokongan. Sebagai contoh, kampus Universitas Fatoni diresmikan (sekitar 10 tahun lalu) oleh beliau, hubungan kita dengan putra mahkota sudah lama," kata Ahmad kepada BBC Indonesia.
"Kalau majelis (kantor) peringkat negara, beliau dipertua, dan majelis agama Islam di Thailand ada (memiliki) hubungan dengannya," tambah Ahmad.
Mahasiswa berada di Universitas Fatoni yang diresmikan Putra Mahkota Vajiralongkorn.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha yang memegang kendali pemerintahan militer sejak menggulingkan pemerintah terpilih tahun 2014 mendesak agar berwaspada atas keamanan.
Thailand mengalami kerusuhan politik dalam sepuluh tahun terakhir serta sejumlah serangan bom di kawasan selatan yang dituding dilakukan oleh kelompok separatis Muslim.
Raja Bhumibol menetapkan "pendekatan lunak" dalam menghadapi kelompok militan yang memulai pemberontakan di selatan pada 2004.
Selain dekat dengan pihak universitas, Putra Mahkota Vajiralongkorn juga dekat dengan majelis Islam, kata Ahmad Umar.
Walaupun secara resmi berada di luar politik, Raja Bhumibol turun tangan saat negara itu mengalami ketegangan politik karena banyaknya kudeta.
Selama ia bertahta, Raja Bhumibol mengalami 19 kudeta yang terjadi di negaranya.
"Secara formal sebagai simbol...namun raja punya pengaruh dalam menentukan arah politik di Thailand," kata Ahmad.
Ahmad Umar, yang juga mengajar kajian politik di kampusnya, mengatakan harapannya atas pengganti Raja Bhumibol yang ia sebutkan "lebih positif" dan "boleh (bisa) memahami isu di selatan secara baik."
Konflik di Thailand selatan masih terjadi dan belum dilakukan dialog lagi menyusul kudeta dua tahun lalu, tambahnya.
Raja Bhumibol banyak dihormati oleh warga Thailand dan bagi sebagian ia dianggap seperti semi dewa.
"Bagi masyarakat Muslim di selatan, pandangan terhadap raja biasa saja dan perhatian (terhadap raja), juga biasa saja," kata Ahmad.
Jenazah Raja Bhumibol akan dibawa dari Rumat Sakit Siriraj di Bangkok menuju Istana Agung untuk dimandikan. Besar kemungkinan ritual ini akan dilangsungkan hari Jumat (14/10).
Raja akan disemayamkan selama 100 hari dan setelah itu akan digelar upacara kremasi.
Sementara itu, Worawit Baru, mantan senator di Patani mengenang Raja Bhumibol yang menurutnya memberikan cukup perhatian pada kelompok minoritas di selatan.
"Raja banyak berjasa, antara lain membantu tanah yang tak dapat digunakan dengan cara disuburkan ... memberi kursus bagi anak-anak muda sehingga mendapat pekerjaan ... memberikan sumbangan untuk sekolah-sekolah agama," kata Worawit.
"Anak-anak muda dikirim ke Bangkok untuk mengikuti kursus (keterampilan) dan barang-barang yang dihasilkan....seperti kerajinan tangan dibeli oleh kerajaan," tambah Worawit.
Sumber: BBC Indonesia