(kenyaweeklypost.com)
|
VIVAnews - Presiden Kenya Mwai Kibaki akhirnya memutuskan untuk tidak menyetujui pemberian bonus senilai lebih dari semiliar rupiah menyusul protes dari rakyat. Sebelumnya, ratusan demonstran turun ke jalan menentang bonus yang dinilai tidak tepat di masa resesi saat ini.
Diberitakan Reuters, Selasa 9 Oktober 2012, rencananya bonus sebesar 9,3 juta shilling Kenya (Rp1,05 miliar) per orang akan diberikan di akhir masa jabatan anggota parlemen pada Januari tahun depan. Jumlah ini diperoleh setelah 222 anggota parlemen melakukan voting untuk melipatgandakan bonus mereka.
Gaji anggota parlemen Kenya adalah salah satu yang terbesar di dunia, sekitar 850.000 shilling Kenya (Rp96 juta) per bulan dan tidak dipotong pajak. Pemberian bonus oleh Kibaki dianggap tidak masuk akal dan akan mengganggu perekonomian negara Afrika timur itu.
"Pertama, bonus ini melanggar konstitusi dan kedua tidak tepat dilakukan di tengah kondisi perekonomian saat ini. Pembayaran bonus anggota parlemen bisa membuat ketidakstabilan keuangan, di saat negara ini membutuhkan banyak dana untuk konstitusi baru dan memulihkan ekonomi," kata Kibaki dalam pernyataannya.
Sebelumnya, ratusan warga di Nairobi berdemo di depan gedung parlemen pada Selasa, meneriakkan yel-yel protes atas rencana bonus parlemen. Rakyat menganggap, anggota parlemen adalah sekumpulan pemalas yang serakah dan korup.
"Sudah cukup. Memangnya apa yang mereka lakukan sampai pantas diberi bonus? Rakyat Kenya yang membayar pajak. Mereka tidak," kata Fredrick Odhiambo, aktivis di Nairobi.
Tahun lalu, anggota parlemen Kenya menolak memberikan gaji mereka untuk pajak. Mereka malah membeli kursi seharga lebih dari Rp23 juta satu buahnya. Kemarahan warga bertambah setelah pemerintah berencana menaikkan pajak untuk mengisi kekurangan anggaran.