Lassana Bathily, seorang Muslim yang bekerja di sebuah toko halal khusus untuk orang Yahudi di Paris. |
PARIS, KOMPAS.com — Seorang pemuda Muslim dipuji sebagai pahlawan di sejumlah koran Perancis dan media sosial karena tindakannya selama situasi penyanderaan mematikan pada Jumat (9/1/2015) lalu di sebuah supermarket khusus untuk komunitas Yahudi di Paris. Lassana Bathily, karyawan di supermarket halal Hyper Cacher di Vincennes, membantu dalam membimbing sekelompok sandera ke sebuah ruang pendingin (freezer) di lantai bawah tanah saat pria bersenjata Amedy Coulibaly diduga sedang bersiap-siap untuk membunuh mereka, lapor stasiun televisi Perancis, BFMTV, seperti dikutip CNN, Minggu.
Bathily, seorang "Muslim yang taat," mengatakan bahwa dia masuk ke freezer bersama sejumlah orang, lalu mematikan freezer itu serta lampu. Dia kemudian mengatakan kepada orang-orang itu untuk tetap tenang. Demikian lapor BFMTV.
"Saya yang akan keluar," kata Bathily kepada orang-orang itu sebagaimana dilaporkan. "Saya naik lift dan pergi ke lantai atas."
"(Coulibaly) meminta kami semua untuk naik ke lantai atas, jika tidak, dia akan membunuh semua orang yang ada di bawah," kata Bathily (24 tahun) kepada BFMTV.
Bahthily keluar dari sebuah lift barang dan berlari keluar. Pria itu, yang berasal dari Mali, ditangkap polisi, tetapi kemudian membantu mereka dengan menggambarkan lokasi freezer itu.
"Ketika (para sandera) keluar, mereka berterima kasih kepada saya," kata Bathily kepada BFMTV.
Jumlah pasti sandera yang bersembunyi di freezer itu tidak diketahui, lapor harian Perancis, L'Express. Namun, Daily Mail, akhir pekan lalu menyebut angka 30 orang.
Coulibaly tewas dalam baku tembak dengan polisi. Pihak berwenang mengatakan, Coulibaly menewaskan empat sandera Yahudi dalam tragedi itu.
Rudi Hadad, yang termasuk di antara mereka yang berada di dalam freezer, mengatakan bahwa beberapa orang kembali ke lantai atas saat kejadian itu.
Pujian untuk Bathily disampaikan melalui Facebook. Gwadelle Edom mengatakan, "Lass, saya kehabisan kata-kata untuk mengekspresikan pujian saya kepada kamu. Kamu menempatkan nyawamu dalam bahaya demi menyelamatkan orang lain. Tuhan melihat semua itu, dan rahmat-Nya akan ganjaran. Anda diberkati di mata manusia."
Seorang pria yang mengaku sebagai sepupu Bathily, Abdoul Bathily, mem-posting pesan, "Bravo sepupuku, Lass Bathily, Anda menunjukkan keberanian kemarin, seluruh dunia belum melakukan itu."
Koran Perancis L'Express menerbitkan laporan berjudul, "Lassana Bathily, 'musulman malien,' héros de la prise d'otages de Vincennes (Lassana Bathily, seorang Muslim asal Mali, pahlawan saat penyanderaan di Vincennes)."