Rakyat Yunani dan Spanyol Protes Bantuan Bersyarat IMF dan UE

Author : Administrator | Friday, September 28, 2012 08:55 WIB
Demonstrasi warga Spanyol di Ibukota Madrid, 26 September 2012. (REUTERS/Susana Vera)

VIVAnews - Demonstrasi dan baku hantam dengan polisi terjadi di ibukota dua negara Eropa yang sedang krisis keuangan, Yunani dan Spanyol. Para pemrotes di masing-masing negara itu mengecam lemahnya pemerintah dalam menghadapi krisis dan menentang syarat yang berat dari pihak kreditur dalam memberi pinjaman darurat (bailout) ke negara mereka.

"Uni Eropa, IMF Keluar!" seru para pemrotes dalam aksi unjuk rasa di depan gedung parlemen Yunani di Ibukota Athens pada Rabu waktu setempat, yang diikuti puluhan ribu warga.

Sepanjang Rabu kemarin, Yunani dilanda aksi mogok kerja dan unjuk rasa massal, yang memprotes keputusan pemerintah untuk kembali menerapkan program penghematan, seperti yang dituntut UE dan IMF sebagai pemberi bailout.

"Kami tidak tahan lagi. Kami sudah menderita dan tidak bisa membesarkan anak-anak dalam situasi seperti ini," kata seorang pemrotes bernama Dina Kokou kepada kantor berita Reuters.

Perempuan berusia 54 itu beprofesi sebagai guru itu mengaku dengan pendapatan 1.000 euro per bulan (atau sekitar Rp12,3 juta) dan memiliki empat anak.

Demonstrasi yang berujung dengan bentrokan pun melanda Ibukota Spanyol, Madrid. Mereka memprotes keputusan pemerintah untuk menerapkan program penghematan saat mengumumkan anggaran baru untuk 2013 pada Kamis waktu setempat.

Bagi pemerintah Spanyol, program penghematan itu merupakan antisipasi bila sewaktu-waktu mereka harus menerima bantuan darurat dari Uni Eropa, seperti yang telah dijalani Yunani. Uni Eropa pun mengisyaratkan bahwa Spanyol harus mentaati sejumlah syarat bila ingin mendapat bailout.

Kendala itulah yang dihadapi Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy. Selain menghadapi protes dari rakyat, dia juga menghadapi berkembangnya wacana pemisahan diri Catalonia dari Spanyol di tengah krisis keuangan.

Rakyat Spanyol kini makin resah bahwa situasi mereka bakal mirip dengan Yunani bila harus menerima bantuan bersyarat dari Uni Eropa dan IMF. Mereka sudah melihat gelagat pemerintah yang akan menerapkan penghematan ketat, seperti yang disarankan Brussels.

Reformasi ekonomi yang direncanakan pemerintah Spanyol termasuk pembentukan badan pengawas pajak baru, pembatasan usia pensiun dini, pajak baru atas emisi gas rumah kaca dan transaksi saham, serta penghapusan beberapa pengecualian pajak.

Menurut sumber-sumber di serikat pekerja, pemerintah pun berencana memperpanjang lagi pembekuan kenaikan gaji bagi pegawai negeri sipil hingga 2013. 

Pekerja Marah

Sebelum di Spanyol, para pekerja yang mogok di Yunani inipun sudah marah setelah pemerintah bakal menyanggupi syarat dari Uni Eropa dan IMF, yaitu kembali memotong anggaran. Kali ini sebesar hampir 12 miliar euro (US$15,5 miliar) selama dua tahun demi mendapat bailout berikutnya dari Uni Eropa dan IMF, sebagai pihak kreditor.

Penghematan anggaran negara ini berdampak pada pemotongan gaji dan pensiun, serta tunjangan-tunjangan lain bagi rakyat. Padahal, mereka sudah kesusahan akibat beberapa program penghematan sebelumnya.

Situasi itulah yang membuat banyak warga kesal, karena situasi tak kunjung membaik, meski mereka sudah dilanda kesulitan ekonomi selama bertahun-tahun. Menurut survei dari MRB pekan lalu, lebih dari 90 persen responden di Yunani yakin bahwa program penghematan dari UE dan IMF ini tidak adil dan kian memberatkan.

Namun, pemerintah Yunani saat ini tidak punya pilihan selain mengandalkan bantuan bersyarat dari UE dan IMF. Sebab, Yunani sudah di ambang kebangkrutan dan kemungkinan terdepak dari zona euro bila tidak dibantu oleh bailout.

من المقطوع: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: