Warga Suriah mengungsi ke lokasi yang lebih aman
|
VIVAnews - Beberapa hari terakhir adalah mimpi buruk bagi warga provinsi Aleppo, Suriah, di tengah penyerangan tentara rezim Bashar al-Assad. Puluhan orang tewas dalam sehari, tentara Assad diprediksi akan habis-habisan di provinsi ini.
Kamis lalu, CNN memberitakan, tentara Assad telah menewaskan 48 orang di pusat industri ini. Penyerangan juga terus terjadi di beberapa kota di Suriah, total hari itu lebih dari 200 orang yang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Pada Jumat, dilaporkan Reuters, pasukan Assad terus membombardir provinsi berpenduduk 2,5 juta orang tersebut, dari darat dan udara. Assad berdalih bahwa penyerangan ini untuk menggempur para pemberontak. Tidak tinggal diam, tentara Tentara Pembebasan Suriah melakukan perlawanan.
Dilaporkan, pemberontak menyerang blokade tentara dan instalasi keamanan. Kedua kubu saling menjaga jarak, menghindari pertempuran jarak dekat. Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan laporan intelijen yang mengatakan bahwa tank-tank baja tengah menuju Aleppo.
Perangkat tempur udara, seperti helikopter dan jet tempur juga sudah diturunkan rezim pemerintah. Di pinggiran provinsi Aleppo, seperti Saladin, al-Sukkari dan al-Fardos, tentara menggempur warga dengan senapan kaliber berat. AS khawatir, rezim Assad tengah mempersiapkan serangan besar-besaran di wilayah ini.
"Ini yang kami khawatirkan: akan ada pembantaian di Aleppo, itulah mengapa rezim mulai bersiap," kata juru bicara Kemlu AS Victoria Nuland.
Tentara pemberontak juga sudah bersiap. Dalam wawancara komandan pemberontak dengan CNN, mereka telah mengirimkan 300 tentara tambahan ke Aleppo. Dia mengatakan sekitar 18 dari 22 brigade tempur telah siaga di Aleppo.
Menurut wartawan CNN, pertempuran nanti tidak akan imbang. Tentara pemberontak, ujarnya, tidak memiliki persenjataan yang memadai untuk menangkis serangan senjata canggih tentara Assad. Namun, mereka akan berjuang mati-matian. Diperkirakan, pertempuran di Aleppo ini akan menjadi penentu nasib mereka selanjutnya.
"Jika Bashar al-Assad tidak bisa mengusir mereka dari Aleppo, maka nasibnya berakhir. Jadi mereka akan bertempur sampai mati," tulis CNN.
Sementara itu, puluhan ribu warga Aleppo telah mengungsi ke wilayah pedesaan di dekat perbatasan Turki. Di tempat ini, tentara Suriah telah pergi dan pindah ke perkotaan. Pemerintah Turki telah menutup perbatasan untuk kendaraan sejak Rabu, namun gerbang tetap terbuka untuk para pengungsi Suriah. (eh)