VIVAnews - Pertemuan antara Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor hari ini menghasilkan dua Nota Kesepahaman (MoU). Pertama untuk peningkatan kerja sama di bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas pejabat negara.
Untuk kerja sama pendidikan, Menteri Pendidikan Muhammad Nuh mengatakan, kedua negara akan menjajaki pertukaran dosen dan saling pengakuan alumni sarjana. "Lulusan sini bisa diakui di sana dan sebaliknya," kata Nuh di Bogor, Selasa 13 Maret 2012.
Selain pertukaran tenaga pengajar, kedua negara juga sepakat menjalin kerja sama dalam bidang penelitian. Kerja sama ini, ujar Nuh, menguntungkan kedua pihak.
Sedangkan untuk isi MoU pengembangan kapasitas pejabat negara, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Azwar Abubakar, mengatakan bahwa belum ada garis besar langkah konkrit untuk kerja sama ini.
"Belum ada garis besarnya, isinya masih umum. Tapi Singapura birokrasinya bagus, kita bisa belajar ke sana," kata Azwar.
Untuk wilayah perbatasan, kedua negara sepakat mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Batam-Bintan-Karimun (BBK). Selain menghasilkan beberapa MoU, pada pertemuan tersebut, SBY juga mengajak Singapura untuk kembali ke meja perundingan, membahas perundingan ekstradisi kedua negara.