Peluncur rudal Patriot milik disiagakan di kompleks Kementerian Pertahanan di Tokyo.
|
TOKYO - Jepang mengerahkan sejumlah rudal Patriot di Tokyo sebagai persiapan untuk melindungi 30 juta penduduknya dari setiap serangan Korea Utara, kata seorang pejabat, Selasa (9/4).
Dua peluncur rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) darat ke udara telah ditempatkan di kementerian pertahanan di Tokyo sebelum fajar, kata seorang juru bicara kementerian itu. Sejumlah laporan setempat mengatakan, PAC-3 akan digelar di dua lokasi lain di kota itu.
Sejumlah peluncur rudal juga akan dipasang di rangkaian pulau semi-tropis Okinawa, kata Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, kepada sebuah program siaran televisi, Senin. Dia mengatakan, Okinawa merupakan "tempat yang paling efektif dalam menanggapi keadaan darurat ... jadi kami harus mengerahkan unit Okinawa secara permanen".
Angkatan bersenjata Jepang telah diberi wenang untuk menembak jatuh setiap rudal Korea Utara yang menuju wilayahnya, kata seorang juru bicara kementerian pertahanan, Senin. Selain PAC-3, sejumlah kapal perusak Aegis yang dilengkapi rudal pencegat telah dikerahkan di Laut Jepang, kata pejabat pertahanan tersebut.
Tokyo membuat langkah itu setelah Korea Utara, Senin, mengatakan pihaknya tengah menarik semua pekerjanya dan menangguhkan operasi di sebuah zona industri bersama antara Korea Utara dan Korea Selatan yang selama berjalan menguntungkan, bersamaan dengan laporan tentang aktivitas tinggi di situs uji coba nuklir Korea Utara dan di sebuah tempat peluncuran rudal.
Retorika Korea Utara telah mencapai puncaknya dalam beberapa pekan terakhir. Hampir setiap hari Korea Utara melontarkan ancaman serangan terhadap pangkalan militer AS, termasuk yang berada di Jepang dan Korea Selatan sebagai tanggapan atas latihan militer bersama Korea Selatan dan AS yang sedang berlangsung.
Sejumlah laporan intelijen menunjukkan, Pyongyang telah menyiapkan dua rudal jarak menengah di peluncur bergerak di pantai timur dan merencanakan uji tembak sebelum ulang tahun mendiang pemimpin negara itu, Kim Il-Sung pada 15 April ini.